Periodic Inventory System: Pengertian dan Contoh Penggunaan
Periodic Inventory System: Pengertian dan Contoh Penggunaan – Untuk menjalankan sebuah bisnis dengan baik Anda membutuhkan sistem pencatatan, di mana salah satunya adalah periodic inventory system. Lalu, apa itu periodic inventory system dan bagaimana contoh penggunaannya? Simak selengkapnya di bawah ini.
Definisi Periodic Inventory System
Periodic inventory system adalah metode di mana pencatatan atas pembelian dan penjualan dibedakan satu sama lain. Pencatatan atas pembelian akan dicatat dengan mendebet akun pembelian dan mengkredit akun kas atau utang.
Lalu, untuk pencatatan atas penjualan akan dicatat dengan mendebet akun kas atau piutang dan mengkredit akun penjualan.
Pada metode ini, penyesuaian pada akhir periode dilakukan dengan cara menutup persediaan barang awal lalu mencatat persediaan barang akhir yang telah dilakukan perhitungan fisik sebelumnya.
Untuk menentukan saldo akhir pada metode ini dapat dilakukan dengan cara perhitungan nilai fisik persediaan atau stock opname yang dikalikan dengan harga pokok penjualan pada satuan barang. Harga pokok penjualan (HPP) diperoleh dari data persediaan barang awal dan data persediaan barang akhir.
Baca juga: 7 Manfaat Aplikasi Penjualan untuk Operasional Bisnis Anda
Contoh Penggunaan Metode Pencatatan Periodik
Pancarakyat adalah perusahaan dagang yang menggunakan sistem pencatatan persediaan menggunakan sistem periodik. Persediaan awal barang dagang sebesar Rp2.000.000. Berikut transaksi bulan Oktober 2021.
- Tanggal 2 Oktober, membeli barang dagang dari PD. Sumber dengan jumlah Rp3.000.000 dengan syarat 2/10 n/30 terdapat beban angkut sebesar Rp200.000
- Tanggal 5 Oktober membeli barang dagang dari PD. Gayatri Rp5.000.000 dengan syarat pembayaran 2/15 n/30
- Tanggal 6 Oktober mengembalikan barang dagang yang dibeli di PD. Gayatri karena ada kerusakan sebesar Rp500.000
- Tanggal 10 Oktober menjual barang dagang PD. Estarian sebesar Rp6.000.000 dengan syarat 2/10 n/30 dan beban angkut sebesar Rp500.000
- Tanggal 11 Oktober Membeli barang dagang dari PD. Sumber sebesar Rp5.000.000 dengan syarat 2/10 n/30 serta beban angkut sebesar Rp500.000
- Tanggal 13 Oktober Pengembalian barang dagang oleh PD. Estarian sebesar Rp1.000.000 karena tidak sesuai dengan pesanan.
- Tanggal 14 Oktober Diterima pelunasan faktur tanggal 10 Oktober 2021 dari PD. Estarian
- Tanggal 15 Oktober Membayar hutang pada PD. Sumber atas faktur tanggal 2 Oktober 2021
- Tanggal 20 Oktober Menjual barang dagang pada PD. Raya senilai Rp5.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10 n/30 dan beban angkut sebar Rp200.000
- Tanggal 28 Oktober Pengembalian barang dagang dari PD. Raya sebesar Rp1.500.000
- Tanggal 30 Oktober Persediaan barang dagang akhir Rp8.000.000
Lalu dari transaksi di atas akan dibuat jurnal dan susunan laporan laba kotor selama periode Oktober 2021.
Jurnal Metode Periodik
Tanggal | Keterangan | Ref | Debet | Kredit | |
Okt | 2 | Pembelian | 1-1500 | Rp3.000.000 | |
Beban Angkut Pembelian | 5-1200 | Rp200.000 | |||
Utang Dagang | 2-100 | Rp3.200.000 | |||
5 | Pembelian | 1-1500 | Rp5.000.000 | ||
Utang Dagang | 2-1100 | Rp5.000.000 | |||
6 | Utang Dagang | 2-1100 | Rp500.000 | ||
Retur Pembelian | 1-1500 | Rp500.000 | |||
10 | Piutang dagang | 1-1200 | Rp6.000.000 | ||
Beban angkut penjualan | 9-1400 | Rp200.000 | |||
Penjualan | 4-1100 | Rp6.200.000 | |||
11 | Pembelian | 1-1500 | Rp5.000.000 | ||
Beban angkut pembelian | 5-1200 | Rp500.000 | |||
Utang Dagang | 2-1100 | Rp5.500.000 | |||
13 | Retur penjualan | 4-1200 | Rp1.000.000 | ||
Piutang dagang | 1-1200 | Rp1.000.000 | |||
14 | Kas | 1-1100 | Rp4.900.000 | ||
Potongan penjualan | 4-1300 | Rp100.000 | |||
Piutang dagang | 1-1200 | Rp5.000.000 | |||
15 | Utang dagang | 2-1100 | Rp3.200.000 | ||
Kas | 1-1100 | Rp3.136.000 | |||
Potongan pembelian | 5-1300 | Rp64.000 | |||
20 | Piutang dagang | 1-1200 | Rp5.000.000 | ||
Beban angkut penjualan | 9-1400 | Rp200.000 | |||
Penjualan | 4-1100 | Rp5.200.000 | |||
28 | Retur penjualan | 4-1200 | Rp1.500.000 |
Sumber
Laporan Laba Kotor
Periode Oktober 2021
(dalam Rp)
Penjualan | 11.000.000 | ||
Retur Penjualan | 2.500.000 | ||
Potongan Penjualan | 100.000 | ||
(2.600.000) | |||
Penjualan Bersih | 8.400.000 | ||
Persediaan Barang Dagang Awal Periode | 2.000.000 | ||
Pembelian | 13.000.000 | ||
Beban Angkut Pembelian | 700.000 | ||
13.700.000 | |||
Retur Pembelian | (500.000) | ||
Pot Pembelian | (64.000) | ||
Pembelian Bersih | 13.136.000 | ||
Barang Yang Tersedia Untuk Dijual | 15.136.000 | ||
Persediaan Barang Akhir Periode | (8.000.000) | ||
Total Harga Pokok Penjualan | 7.136.000 | ||
Laba Kotor Periode Oktober 2021 | 1.264.000 |
Baca juga: Mengapa Stock Opname Bisnis Retail Penting untuk Usaha Anda?
Itu dia penjelasan dan contoh mengenai periodic inventory system yang bisa Anda pelajari. Mungkin terlihat agak sedikit rumit, tapi hal ini wajib diperhatikan pemilik bisnis yang memiliki stok barang yang cukup banyak.
Namun, Anda tidak perlu merasa bingung, karena aplikasi kasir Moka hadir untuk membantu Anda dalam mengatur inventaris bisnis. Dengan fitur Manajemen Stok, Anda bisa membuat laporan inventaris dengan lebih praktis dan real-time. Tak hanya itu, Anda juga bisa memantau aliran barang masuk keluar agar flow-nya tetap lancar.
Tertarik untuk tahu lebih banyak mengenai fitur Manajemen Stok? Ingin coba langsung bagaimana fitur ini bisa membantu Anda? Yuk, coba pakai aplikasi kasir Moka sekarang! Gratis coba 14 hari, lho!