Sering dianggap Sama, Ini Perbedaan Reseller dan Dropship
Perbedaan reseller dan dropship – Skema bisnis reseller dan dropship adalah dua istilah baru dalam dunia bisnis. Keduanya pun menciptakan peluang bisnis baru bagi orang-orang yang tertarik untuk menambah penghasilan. Namun, apakah keduanya memiliki perbedaan? Simak ulasan tentang perbedaan reseller dan dropship berikut ini.
Perbedaan Reseller dan Dropship dari Definisinya
Apa itu reseller? Reseller adalah seseorang yang membeli produk-produk tertentu dengan tujuan untuk dijual kembali. Misalnya, Anda membeli 10 karton mie instan dari distributor dengan harga grosir. Kemudian, Anda menjual kembali mie instan tersebut dalam bentuk eceran sesuai harga pasar. Jika Anda melakukan ini, maka itu artinya Anda adalah seorang reseller.
Dropship memiliki perbedaan dengan reseller dalam hal ini. Dropship adalah skema bisnis di mana seseorang hanya perlu menjualkan produk dari penjual, tanpa perlu membelinya terlebih dahulu. Misalnya, Anda membantu sebuah toko mainan menjualkan boneka melalui toko online. Jadi, Anda hanya bantu memasarkan produk tersebut langsung ke konsumen.
Baca juga: Tambah Pemasukan Lewat 8 Bisnis Dropship Paling Menguntungkan
Perbedaan Cara Berjualan
Cara berjualan reseller dapat diibaratkan dengan pemilik warung. Anda membeli beberapa barang, kemudian menawarkan barang-barang tersebut kepada konsumen. Anda pun berhak menentukan harga jual kepada konsumen.
Sedangkan dropship hanya perlu “merayu” calon pembeli untuk membeli produk dari penjual yang sudah bekerja sama dengannya. Seorang dropshipper tidak menentukan harga jual layaknya seorang reseller.
Perbedaan Reseller dan Dropship dari Modalnya
Seorang reseller harus mengeluarkan modal terlebih dahulu untuk membeli barang-barang yang ia akan jual. Sedangkan dropship hampir tidak memerlukan modal karena perannya hanyalah menawarkan barang-barang tersebut. Mungkin modal yang diperlukan adalah listrik, koneksi internet, dan komputer atau smartphone saja.
Risiko menjadi Reseller dan Dropship
Menjadi reseller memerlukan modal, maka sudah tentu risiko yang dihadapi oleh reseller lebih besar daripada dropshipper. Jika barang yang sudah ia beli tidak laku, maka ia harus jual rugi untuk menutup harga modal.
Sedangkan, risiko kerugian dari dropship adalah berupa opportunity loss atau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan karena pihak penjual kehabisan stok, barang mengalami kerusakan saat pengiriman, atau pembeli melakukan retur.
Baca juga: 5 Cara Menjadi Dropshipper yang Sukses
Perbedaan Reseller dan Dropship dari Keutungannya
Risiko yang besar tentu dibarengi dengan keuntungan yang lebih besar. Seorang reseller akan mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan margin yang ia tetapkan sejak awal. Jika seorang reseller berhasil mendapatkan barang dari distributor dengan harga yang jauh lebih rendah, namun ia tetap menjual sesuai harga pasar, maka keuntungan yang didapatkan akan semakin besar.
Selain itu, seorang reseller juga dapat lebih mudah menarik minat konsumen karena memiliki produknya di toko. Artinya, konsumen bisa melihat langsung produk yang akan dibeli, sehingga akan lebih mudah yakin untuk membelinya.
Di sisi lain, dropship tidak mendapatkan keuntungan sebesar reseller untuk setiap produk yang ia jual. Hanya saja, dropship juga tidak akan menanggung kerugian jika produk tidak laku dijual. Dropship juga tidak akan dipusingkan dengan segala macam biaya layaknya reseller. Jadi, dropship ini lebih konservatif daripada reseller dalam segi keuntungan.
Cara Menarik dan Melayani Pembeli
Reseller berhak menentukan harga jual. Artinya, reseller bisa membuat promo atau potongan harga untuk menarik minat pembeli. Setelah pembeli menaruh pesanan, reseller akan memproses sendiri pesanan tersebut. Mulai dari mencatat, mengemas, dan mengirimkan pesanan tersebut. Jika ada pertanyaan atau komplain, reseller harus menjawabnya dengan baik.
Hal tersebut berbeda dengan dropship. Seorang dropshipper tidak bisa mengadakan promo khusus karena harga tidak bisa ia tentukan. Ia hanya bisa menarik pelanggan dengan kemampuan untuk membujuk pembeli saja. Jadi, modal utama seorang dropshipper adalah kemampuan yang ia miliki.
Dalam hal pelayanan, seorang dropshipper hanya bisa menjawab pertanyaan para calon pembeli sesuai dengan arahan dari para penjual. Jika terjadi pembelian, dropshipper tidak perlu memprosesnya karena memproses, mengemas, dan mengirimkan itu menjadi tugas penjual.
Baca juga: Tak Banyak Tahu! Ini Rahasia Jualan Online Tanpa Modal dan Stok Barang
Itu dia perbedaan reseller dan dropship. Jadi, reseller itu sudah seperti layaknya pedagang pada umumnya, sedangkan dropshipper adalah sebagai perantara saja. Keduanya memiliki keuntungannya masing-masing, jadi Anda bisa pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Anda untuk saat ini.
Meskipun memiliki beberapa perbedaan, namun reseller dan dropship sama-sama bisa dilakukan online. Jualan online sebagai reseller dan dropship pun jadi lebih mudah karena saat ini membuat toko online bisa dilakukan dengan cepat, yaitu dengan menggunakan GoStore.
Dengan layanan GoStore, Anda bisa membuat toko online yang terintegrasi dengan Google Shopping, Facebook Shop, dan Instagram Shop. Hasilnya, penjualan akan semakin meningkat karena Anda dapat menjangkau lebih banyak calon pembeli. Jadi, ayo buat toko online Anda dengan GoStore!