Peluang Usaha Bensin Eceran: Izin, Modal, dan Strateginya

Anda sering melihat setidaknya puluhan sepeda motor berlalu lalang setiap hari di desa? Ini bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan! Sebab, setiap kendaraan pasti akan membutuhkan bahan bakar dan memulai usaha bensin eceran akan menjawab kebutuhan tersebut. Apalagi, di pedesaan yang jauh dari SPBU, kehadiran warung bensin eceran Anda akan menjadi penyelamat bagi banyak orang. Ingin tahu bagaimana memulainya dan menghitung potensi keuntungannya? Mari kita eksplorasi peluang usaha yang sedang booming ini.

Baca juga: Pengendalian Mutu Bisnis: Definisi, Penerapan, dan Studi Kasus

Seberapa Besar Peluang Usaha Bensin Eceran?

Di banyak desa, mobilitas masyarakat masih sangat bergantung pada kendaraan bermotor. Walaupun SPBU sudah semakin banyak, jarak tempuh menuju lokasi SPBU sering kali cukup jauh. Pengendara yang butuh mengisi BBM dalam keadaan mendesak lebih memilih membeli dari penjual bensin eceran karena cepat, praktis, dan mudah dijangkau. Faktor kenyamanan inilah yang membuat usaha Pertashop tetap memiliki pasar tersendiri.

Memang, seberapa besar potensi omzet usaha bensin eceran seperti Pertashop? Anggaplah Anda menjual 60 liter per hari dengan margin Rp1.500/liter (selisih harga dari SPBU besar) dan harga jual Rp10.000 per liter. Estimasi keuntungan harian bersihnya adalah Rp90.000. Dalam sebulan, Anda sudah menghasilkan omzet Rp2.700.000.

Namun, itu baru estimasi keuntungan bersih. Bagaimana dengan omzet kotornya? Jika ingin menghitung omzet kotornya, berikut adalah ilustrasinya:

60 liter x Rp10.000 (misal harga jual eceran) = Rp600.000/hari

Rp600.000 x 30 = Rp18.000.000/bulan

Dengan asumsi angka tersebut stabil sepanjang tahun, Anda bisa mendapatkan omzet tahunan sekitar Rp216.000.000 dan keuntungan bersih Rp32.400.000. Sehingga, potensinya sangat menjanjikan.

Rincian Modal Awal Usaha Bensin Eceran

Modal awal sangat bergantung pada skala usaha dan jenis peralatan yang Anda gunakan. Meski usaha ini terkesan sederhana, tetap ada biaya awal yang perlu diperhitungkan agar bisnis berjalan lancar serta aman.

Berikut perkiraan kebutuhan modal yang umum digunakan:

1. Peralatan Utama

• Mesin dispenser: Rp7.000.000-Rp15.000.000 (tergantung kapasitas, fitur keamanan, dan garansi)
• Jerigen atau drum penampung BBM: Rp300.000-Rp700.000
• Corong dan selang cadangan: Rp100.000-Rp200.000
• Timbangan atau alat ukur volume tambahan: Rp150.000-Rp300.000

2. Kebutuhan Lokasi

• Renovasi tempat kecil (kanopi, pagar, lantai semen): Rp1.000.000-Rp3.000.000
• Lampu penerangan dan instalasi listrik: Rp200.000-Rp500.000
• Papan nama usaha: Rp150.000-Rp300.000

3. Pengadaan Bahan Bakar Awal

• Stok awal 200-300 liter
• Rata-rata harga Pertalite atau Dexlite di SPBU bisa berkisar antara Rp10.000-Rp16.000/liter (bergantung jenis BBM). Dengan stok 300 liter:
• 300 liter x Rp10.000 = Rp3.000.000

4. Biaya Operasional Awal

• Transportasi pengambilan BBM: Rp100.000-Rp200.000
• Perizinan awal (jika masuk skema usaha legal seperti Pertashop): bervariasi, tergantung paket

Jika dijumlahkan:

• Peralatan utama: Rp7.550.000-Rp16.200.000
• Infrastruktur kecil: Rp1.350.000-Rp3.800.000
• Stok awal: Rp3.000.000
• Operasional awal: Rp100.000-Rp200.000

Total modal awal: Rp12.000.000-Rp23.000.000

Jumlah ini dapat berbeda tergantung skala usaha, kondisi lokasi, dan jenis peralatan yang digunakan. Bila menggunakan mesin dispenser berkualitas premium atau ingin membangun fasilitas lebih lengkap, modal tentu akan meningkat.

Izin yang Diperlukan untuk Membuka Usaha Bensin Eceran

Bagian ini penting untuk dipahami karena usaha penjualan BBM tidak termasuk kategori usaha bebas. Penjual bensin eceran sering kali dianggap sebagai usaha kecil biasa, padahal penjualan bahan bakar sebenarnya diatur cukup ketat oleh pemerintah demi alasan mutu dan keamanan.

Di Indonesia, perdagangan bahan bakar untuk masyarakat masuk ke dalam aktivitas usaha hilir sektor migas. Aturan mengenai hal ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, yang sebagian ketentuannya telah diperbarui oleh UU Cipta Kerja.

Kegiatan hilir sendiri mencakup seluruh aktivitas setelah proses eksplorasi dan eksploitasi, seperti pengolahan, distribusi, penyimpanan, hingga penjualan. Karena itu, penjualan bensin eceran termasuk kategori niaga migas, yang berarti tidak bisa dijalankan secara bebas oleh individu tanpa memenuhi persyaratan tertentu.

Pasal 9 ayat (1) mengatur bahwa penjualan BBM hanya boleh dilakukan oleh badan usaha berbadan hukum seperti BUMN, BUMD, koperasi, dan perusahaan swasta. Namun. semuanya wajib mengantongi izin usaha dari pemerintah sebelum dapat beroperasi. Intinya, kegiatan jual beli BBM tidak diperkenankan untuk dijalankan oleh perseorangan tanpa badan hukum.

Di sisi lain, pemerintah dan Pertamina juga pernah mengeluarkan beberapa surat edaran, termasuk dari Direktorat Jenderal Migas (ESDM) yang menegaskan bahwa penyaluran bahan bakar hanya boleh dilakukan melalui penyalur resmi yang melayani konsumen akhir. Artinya, SPBU tidak diperbolehkan menyalurkan BBM kepada pengecer yang menjual kembali untuk keuntungan pribadi.

Jadi, bila Anda ingin menjalankan usaha bensin eceran secara legal, jalur yang tersedia saat ini adalah dengan bergabung ke program kemitraan resmi, yaitu Pertamina Shop atau Pertashop.

Untuk dapat membuka Pertashop, Anda perlu mengikuti proses perizinan melalui sistem OSS-RBA (Online Single Submission – Risk Based Approach). Jenis usaha ini masuk kategori perdagangan eceran BBM sesuai KBLI 47301. Sebagai calon mitra, Anda harus menyiapkan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat standar, KTP, NPWP, dan akta pendirian usaha.

Selain dokumen administratif, Pertamina mensyaratkan lokasi usaha yang strategis, legal, dan tidak dalam sengketa. Akses menuju lokasi juga harus memadai agar penyaluran BBM dapat berjalan aman. Kemudian, Anda harus memilih skema kemitraan Pertashop sesuai keperluan.

Saat ini, Pertamina menawarkan tiga skema kemitraan Pertashop, yaitu Gold, Platinum, dan Diamond. Skema Gold (Rp250 juta) menyediakan volume awal 2.000 liter/hari dan hanya bisa menjual BBM. Sementara itu, skema Platinum (Rp400 juta) menyediakan volume awal 8.000 liter/hari dan bisa menjual BBM, LPG Bright Gas, serta pelumas. Terakhir, skema Diamond hampir sama seperti Platinum, tapi membutuhkan modal Rp500 juta dan bisa berpotensi menjadi pusat distribusi mikro. 

Masing-masing skema pun memiliki target penjualan harian minimum yang berbeda-beda untuk menyesuaikan dengan skala usahanya. Gold mensyaratkan penjualan setidaknya 400 liter/hari, Platinum 1.000 liter/hari, dan Diamond 3.000 liter/hari. Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut, skema Gold jauh lebih disarankan untuk usaha bensin eceran di desa yang dimulai oleh pemula. Apalagi, Anda hanya membutuhkan 1 orang operator tambahan untuk menjalankan usaha.

Setelah seluruh perizinan dari OSS-RBA beres, Anda dapat mendaftar melalui situs resmi Kemitraan Pertamina untuk mengikuti proses seleksi lanjutan.

Bagaimana Cara Usaha Bensin Eceran Tetap Stabil di Tengah Dominasi SPBU Besar?

Meski SPBU besar semakin banyak, usaha bensin eceran tetap punya peluang asalkan dijalankan dengan strategi yang tepat. Berikut langkah-langkah penting agar bisnis tetap stabil dan kompetitif:

• Pilih lokasi yang banyak dilewati, tapi sulit dijangkau SPBU besar

Untuk mempertahankan stabilitas usaha bensin eceran di tengah keberadaan SPBU besar yang secara fasilitas jelas lebih lengkap, hal pertama yang perlu Anda perhatikan adalah pemilihan lokasi. 

Usaha bensin eceran umumnya akan berkembang baik ketika berada di daerah yang sulit dijangkau SPBU, misalnya desa yang letaknya cukup jauh dari pusat kota, kawasan pegunungan yang akses jalannya terbatas, jalan-jalan kecil tempat warga sering berlalu lalang, area pertanian yang banyak menggunakan motor roda dua atau kendaraan pertanian, hingga jalur pintas atau jalur alternatif yang ramai saat jam sibuk.

• Hindari menjual bahan bakar campuran

Setelah memilih lokasi yang ideal, Anda harus menjaga kualitas bahan bakar yang dijual. Banyak konsumen yang memilih bensin eceran karena lebih cepat dan mudah, tapi mereka tetap memperhatikan apakah kualitas BBM yang mereka beli aman untuk mesin kendaraan. 

Menjual BBM yang dicampur atau dikurangi volumenya hanya akan merusak reputasi Anda. Sekali saja pelanggan merasakan bahwa mesin mereka bermasalah setelah membeli dari Anda, informasi tersebut bisa cepat menyebar dari mulut ke mulut. Akibatnya, mereka akan memilih alternatif lain meski harus menempuh jarak yang lebih jauh.

• Berikan pelayanan yang berkualitas

Meskipun usaha bensin eceran seperti Pertashop terlihat sederhana, konsumen tetap menghargai sikap ramah, sopan, dan cepat tanggap. Ketika pengendara sudah lelah, misalnya setelah perjalanan jauh, mereka sangat mengapresiasi penjual yang cepat dalam melayani, memberi informasi harga dengan jelas, serta menyediakan area yang bersih dan aman. 

Menata area kerja agar terlihat rapi, memasang penerangan yang cukup, serta menyediakan tempat berteduh saat hujan juga memberikan nilai tambah. Pengalaman positif yang konsumen dapatkan akan membuat mereka lebih memilih datang kembali ketika membutuhkan BBM, dan ini sangat membantu untuk mempertahankan kestabilan penjualan dalam jangka panjang.

• Amati harga yang ditetapkan kompetitor

SPBU memang memiliki harga resmi. Namun, Anda tetap harus mengamati harga yang ditawarkan oleh pengecer lain dan SPBU di sekitar Anda. Menetapkan harga yang jauh lebih tinggi tanpa alasan jelas dapat membuat pelanggan merasa tidak nyaman, sementara harga yang terlalu rendah bisa membuat Anda kehilangan keuntungan. 

Sesekali, memberikan promo kecil seperti potongan harga bagi pelanggan tetap atau diskon untuk pembelian dalam jumlah tertentu dapat membantu membangun hubungan jangka panjang. Pokoknya, pastikan harga yang Anda tawarkan tidak lebih mahal daripada SPBU resmi karena hal tersebut akan membuat pelanggan beralih.

Ingat, fleksibilitas dalam menentukan harga berdasarkan kondisi pasar merupakan salah satu cara paling efektif untuk menjaga persaingan tetap sehat tanpa mengorbankan margin keuntungan.

• Jalin kerja sama dengan distributor

Agar stok BBM selalu tersedia, menjalin kerja sama dengan distributor atau penyalur resmi sangat penting, terutama bila Anda ingin menjalankan usaha secara legal seperti melalui program Pertashop. Hubungan yang baik dengan distributor memastikan bahwa Anda tidak perlu khawatir kehabisan stok pada saat permintaan sedang tinggi. 

Distributor yang terpercaya biasanya akan memberikan informasi mengenai ketersediaan BBM, waktu pengiriman, hingga potensi perubahan harga. Dengan suplai yang stabil, Anda dapat merencanakan penjualan dengan lebih baik tanpa mengalami kekosongan stok yang dapat membuat pelanggan beralih ke tempat lain. 

Selain itu, hubungan jangka panjang dengan distributor kadang memberi keuntungan tambahan seperti harga beli yang lebih kompetitif atau prioritas pengiriman.

• Pastikan alat yang digunakan tetap bekerja dengan baik

Kualitas peralatan juga tidak boleh Anda abaikan. Mesin dispenser harus berfungsi dengan baik agar volume BBM yang keluar sesuai takaran. Bila mesin tidak akurat, Anda bisa mengalami kerugian tanpa disadari atau bahkan mendapatkan komplain dari pelanggan. 

Tak kalah penting, tangki penyimpanan, selang, corong, dan alat ukur juga harus diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak ada kebocoran, karat, atau penyumbatan. Kondisi alat yang buruk akan mengurangi efisiensi dan dapat menimbulkan risiko keamanan karena BBM merupakan bahan mudah terbakar. Dengan perawatan rutin, Anda dapat meminimalkan potensi kerusakan dan menjaga agar proses penjualan tetap aman dan nyaman untuk Anda dan pelanggan.

• Kelola keuangan dengan baik

Sebagai pengusaha pemula berskala kecil, mungkin saja Anda merasa lebih baik mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran bermodalkan buku catatan serta alat tulis saja karena keterbatasan modal. Namun, pencatatan manual biasanya menyebabkan kekeliruan yang berdampak pada pengambilan keputusan, seperti salah menghitung jumlah stok atau tidak mengetahui apakah keuntungan benar-benar meningkat. 

Jangan khawatir, karena ada aplikasi kasir digital seperti Moka POS yang sangat membantu dan harganya juga terjangkau. Aplikasi ini mampu menyediakan catatan transaksi secara otomatis setiap kali terjadi penjualan, sehingga Anda tidak perlu menulis ulang penjualan harian secara manual. Berkat fitur manajemen stok, Anda juga bisa memantau persediaan bahan bakar secara real-time, sehingga Anda tahu kapan harus menambah stok.

Selain itu, Moka juga mempermudah perhitungan pajak karena semua data sudah tersusun rapi. Anda bahkan dapat memanfaatkan dashboard analitik untuk memantau performa bisnis, termasuk tingkat pertumbuhan omzet. Semua informasi ini akan membantu Anda membuat strategi baru atau memperbaiki hal-hal yang masih kurang efisien.

Bahkan, dalam jangka panjang jika Anda memutuskan ingin mempekerjakan seorang pegawai untuk bantu mengelola usaha bensin eceran Pertashop, Moka POS akan sangat berguna. Di aplikasi kasir digital ini, ada fitur manajemen shift karyawan serta pelacakan tip yang telah mereka terima dari pelanggan. Jadi, Anda bisa memantau kinerja mereka secara lebih menyeluruh.

Baca juga: Moka POS Vs Kasir Pintar: Perbandingan Software, Fitur, dan Harga

Usaha bensin eceran di desa menawarkan peluang yang menarik, terutama bila Anda berada di lokasi yang jauh dari SPBU atau jalur kendaraan yang selalu ramai. Dengan modal yang relatif terjangkau, potensi omzet per bulan bisa mencapai jutaan rupiah dan terus meningkat bila Anda mengelolanya dengan strategi yang tepat. 

Meski regulasi pemerintah mengharuskan usaha penjualan BBM dijalankan melalui badan usaha, Anda tetap dapat memulai usaha ini secara legal melalui skema kemitraan Pertashop.

Agar bisnis bertahan di tengah persaingan, kualitas layanan, lokasi, harga yang rasional, serta pengelolaan keuangan yang rapi menjadi faktor penting. Dengan bantuan aplikasi kasir digital seperti Moka, bisnis Anda dapat berjalan lebih efisien dan profesional. Ingin mencoba bagaimana Moka bisa membantu Anda mengelola bisnis bensin eceran dengan lebih mudah? Daftar demo gratis sekarang, dan rasakan manfaatnya langsung!