Padukan Musik Cadas dan Restoran, Ini Rahasia Sukses Lawless Burgerbar
Bicara soal banyaknya kedai burger di Jakarta mungkin tak akan ada habisnya.
Para pemilik kedai berlomba-lomba menyajikan potongan burger paling lezat yang bisa dinikmati masyarakat. Sama halnya dengan pelaku bisnis yang berusaha memberikan keunikannya masing-masing dibanding pesaing mereka, salah satunya adalah Lawless Burgerbar.
Bagaimana awal mula Lawless Burgerbar terbentuk?
Menyediakan menu khusus burger, Lawless Burgerbar menggabungkan konsep budaya musik keras dan burger. Penggabungan dua konsep yang berbeda ini bisa dibilang unik. Tentunya, ini tak lepas dari sang pemilik restoran, yakni Sammy Bramantyo dan Arian Arifin, dua personil grup band Seringai.
Salah satu menu burger di Lawless Burgerbar. Sumber: Instagram lawless.burgerbar
Sebagaimana anggota grup band, kebersamaan tentu menjadi salah satu titik balik utama terbangunnya restoran cepat saji ini. Bagaimana tidak? Keseringan mereka dengan anggota band lainnya untuk latihan musik atau sekadar nongkrong, berhasil mewujudkan ide gila mereka untuk membuka sebuah restoran yang beda daripada yang lain.
Apa kunci sukses Lawless Burgerbar?
Konsistensi adalah kata kunci yang ingin mereka terapkan di bisnis ini. “Lawless sendiri sudah sejak awal sudah memiliki unit bisnis yang beragam seperti tattoo studio, ada toko (apparel) di sebelah, dan ada bengkel. Lalu muncul lah F&B ini, Lawless Burgerbar. Secara konsep pun sama dari semuanya, masih seputar musik dan motor,” ujar Head Chef dari Lawless Burgerbar yang biasa akrab dipanggil Buluk.
Penamaan menu burgernya pun tidak jauh-jauh dari ikon band-band beraliran keras. Seperti The Lemmy yang menjadi salah satu signature burger paling laku di kedai ini misalnya, diambil dari nama pentolan band rock asal Inggris Motörhead, yakni Lemmy Kilmister. Hal ini membuat Buluk selaku Head Chef berpikir sekreatif mungkin dalam menciptakan menu baru.
“Dari segi nama dan konsep, semuanya harus konsisten. Kalau saya, saat membuat menu baru yang diambil dari judul lagu, saya harus mendengar lagunya, lalu mencocokannya dengan menu,” ujar Buluk ketika ditanya bagaimana proses pemilihan nama untuk menu burgernya.
Baca Juga: Ingin Memulai Usaha dari Nol hingga Sukses? Ini 10 Tipsnya!
Apa konsep yang diusung Lawless Burgerbar?
Bisa dibilang, konsep yang mereka tawarkan adalah salah satu alasan dibalik kesuksesan mereka. Jika ada sekian banyak restoran burger yang hadir di Jakarta, maka cuma ada satu restoran burger yang menggabungkan musik cadas dengan sebuah tempat makan. Selain itu, Buluk juga senantiasa melakukan inovasi dengan menghadirkan menu-menu baru setiap bulannya secara terbatas.
Pelayan Lawless Burgerbar sedang meladeni pelanggan. Sumber: Instagram @lawless.burgerbar
Seberapa jauh teknologi aplikasi kasir Moka membantu Lawless Burgerbar berkembang?
Selain itu untuk mempermudah bisnis, Lawless Burgerbar mempercayakan sistem aplikasi kasirnya kepada Moka. “Pakai Moka membantu banget sih. Seperti misalnya untuk melihat data penjualan setiap bulan, setiap minggu, atau setiap hari sudah bisa langsung saya cek sendiri. Bahkan, data keuangan pun sudah bisa saya cek sendiri. Moka juga bisa mengirimkan laporannya melalui email. Meski Moka lebih terkesan simpel dan sederhana, namun fiturnya sudah lengkap dan sangat membantu.”