Model Bisnis Franchise vs Kemitraan, Sebaiknya Pilih yang Mana?
Model Bisnis Franchise vs Kemitraan, Sebaiknya Pilih yang Mana? – Istilah franchise dan kemitraan tentu sudah tak asing di telinga Anda para pebisnis. Mungkin beberapa dari Anda masih berpikiran bahwa model bisnis franchise dan kemitraan itu hal yang sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang fundamental lho. Lalu apa saja perbedaan dari franchise dan kemitraan? Simak selengkapnya di artikel berikut ini.
Apa itu Franchise?
Franchise berasal dari bahasa Prancis, yang mempunyai arti hak-hak menjual suatu produk atau jasa. Jadi franchise adalah bentuk kerja sama antara pemberi waralaba (franchisor) memberikan izin kepada penerima waralaba (franchisee) untuk menggunakan hak intelektual dari nama, merek dagang, dan sistem operasi usahanya. Sebagai timbal baliknya, penerima waralaba diharuskan untuk membayar franchise fee dan royalti fee. Selain itu, usaha franchise juga wajib untuk memiliki Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan dan sertifikat merek sebagai bukti Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Di Indonesia sendiri dikenal adanya dua jenis waralaba, yaitu waralaba luar negeri dan waralaba dalam negeri.
Apa itu Kemitraan?
Kemitraan adalah memiliki hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.
Secara sederhananya, model bisnis kemitraan merupakan bisnis dengan banyak pemilik, yang masing-masing telah menanamkan modalnya investasi pada bisnis tersebut. Namun, dalam sistem kemitraan, partisipasi setiap mitra bisa dibatasi sesuai dengan perjanjian.
Baca juga: 7 Strategi Jitu Memulai Bisnis dengan Modal Kecil
Kelebihan dan kekurangan bisnis franchise
Sebelum memutuskan untuk menggunakan skema franchise atau kemitraan, ada baiknya untuk memahami apa saja kelebihan dan kekurangan dari keduanya. Untuk itu, berikut ini kelebihan franchise yang patut menjadi pertimbangan Anda.
1. Manajemen yang sudah matang
Salah satu dari keuntungan menjalankan bisnis franchise adalah manajemen bisnis yang sudah terbentuk dan berjalan dengan stabil. Sehingga, Anda hanya perlu menjalankan yang sudah ada saja. Tentunya ini akan lebih mudah.
2. Dukungan dari franchisor
Franchisor akan sangat memperhatikan reputasi mereknya. Sehingga mereka akan memberikan pelatihan dan dukungan kepada para franchisee agar mampu memenuhi standar kualitas.
3. Brand yang sudah terkenal
Anda tak perlu lagu repot-repot melakukan branding karena franchisor sudah melakukannya untuk Anda. Franchisee pun lebih dimudahkan karena masyarakat sudah tahu tentang merek dan kualitas produk yang anda jual.
Selain kelebihan, tentu saja model franchise memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Kendali penuh ada di Franchisor
Franchisor atau pemilik merek dalam jenis usaha franchise ini, tentu saja memiliki kendali penuh. Kreativitas franchisee pun dibatasi oleh sistem bisnis yang sudah matang. Alhasil, pengembangan produk baru hanya bisa dilakukan oleh franchisor.
2. Terjebak tren pasar
Meskipun bisnis franchise sudah memiliki pasar yang besar, namun tidak cukup fleksibel untuk mengikuti perilaku konsumen yang berbeda-beda di setiap daerah.
3. Keuntungan yang dibagi-bagi
Dari sisi franchisee, Anda akan diuntungkan karena franchisee harus membayar biaya-biaya sesuai kesepakatan. Dari sisi franchisee, hal ini berarti pendapatan Anda harus rela berkurang.
Itulah beberapa kekurangan dari franchise yang bisa Anda jadikan pertimbangan. Lalu, bagaimana dengan kemitraan?
Kelebihan dan kekurangan kemitraan
Jika konsep franchise kurang cocok untuk Anda, opsi kemitraan bisa menjadi pilihan. Untuk bantu Anda memutuskan, berikut ini kelebihan dari skema kemitraan.
1. Lebih mudah untuk mendirikannya
Mendirikan bisnis kemitraan tidak harus selalu formal. Dengan cara yang informal pun Anda juga bisa mendirikannya. Namun, demi perlindungan hak semua, perjanjian hitam di atas putih harus tetap dibuat.
2. Saling melengkapi
Para mitra bisa saling melengkapi keterbatasan dengan memberikan keahliannya masing-masing dalam menjalankan suatu bisnis.
3. Pengumpulan modal yang lebih mudah
Masing-masing mitra bisa patungan dalam pengumpulan modal. Masing-masing mitra juga bisa diberikan syarat untuk menyuntikkan modal sejumlah sekian, yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Itu adalah beberapa kelebihan dari model bisnis kemitraan, lalu berikut ini kekurangannya.
1. Utang dan kewajiban ditanggung bersama
Selain berbagi keuntungan dan aset, kemitraan juga harus berbagi kerugian dan utang. Jika perusahaan mengalami kegagalan, Anda pun juga akan ikut menanggung utang-utang kecuali diperjanjikan lain sejak awal.
2. Sulit untuk keluar dari kemitraan
Jika Anda ingin keluar diri dari kemitraan, Anda harus menjual saham Anda ke mitra yang lain. Namun seringkali mitra yang lain tidak bisa atau tidak berminat untuk membelinya. Sehingga seringkali kemitraan harus dibubarkan.
3. Kehilangan kendali penuh
Dalam kemitraan Anda harus berbagi kendali dengan mitra lainnya termasuk dalam pengambilan keputusan. Tentunya ini membutuhkan waktu yang tak sebentar dan rawan terjadi konflik.
Baca juga: Kisah 10 Pengusaha Sukses yang Memulai Bisnis Mereka dari Nol
Contoh perusahaan yang menggunakan jenis bisnis kemitraan dan franchise
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, Anda bisa melihat bagaimana para merchant Moka yang menggunakan skema bisnis franchise dan kemitraan, sebagai beirkut:
1. HAUS!
Gufron Syarif sebagai pemilik brand HAUS! ingin brand-nya menjadi top of mind untuk pasar minuman kekinian dengan segmen mid-low. Untuk itu Gufron harus cepat mengembangkan bisnisnya dengan menambah outlet sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat. Mengandalkan omzet dari satu toko saja akan sangat sulit dan lama untuk membuka toko lainnya. Maka Gufron membuka kesempatan kemitraan dengan biaya 100 hingga 200 juta rupiah.
Para mitra hanya perlu untuk menyerahkan dana ke HAUS! untuk kemudian dikelola sepenuhnya oleh manajemen HAUS!. Mulai dari survey lokasi, mendirikan toko, merekrut dan melatih karyawan, mengontrol operasional, menjalankan marketing, dan lain sebagainya. Para mitra yang berinvestasi di HAUS! setiap bulannya akan diuntungkan dengan skema bagi hasil. Para investor pun diberikan akses untuk melihat performa penjualan secara online di aplikasi kasir Moka POS yang digunakan oleh HAUS!. Ekspansi masif ini telah membuahkan hasil, karena outlet HAUS! kini telah mencapai 99 outlet.
2. Kopi Chuseyo
Sama dengan HAUS!, Kopi Chuseyo yang didirikan oleh Daniel Hermansyah juga menggunakan skema kemitraan. Sejak awal Daniel sudah memiliki ide untuk membuka banyak cabang agar bisnisnya semakin dikenal oleh banyak orang. Oleh karena itu, Daniel langsung membuat sebuah standar dan SOP yang baik agar ketika dia membuka peluang kemitraan sudah siap sistemnya.
Pada bulan Oktober 2019, Kopi Chuseyo membuka kemitraan dan sampai Maret dan Februari 2020 sudah ada 30 cabang yang siap dibuka dengan target ada 100 cabang hingga akhir tahun 2020. Dengan menggunakan Moka POS para investor dari Kopi Chuseyo dapat langsung melihat performa penjualan secara langsung.
3. Chapayom
Berbeda dari HAUS! dan Kopi Chuseyo, Chapayom mengambil strategi bisnis franchise. Chapayom berambisi untuk menjadi salah satu brand franchise besar di Indonesia. Dengan menggunakan strategi bisnis yang sangat detail hingga pemilihan warna dalam produk. Hal itu akan membuat para calon franchisee tidak perlu ragu dalam memilih franchise Chapayom. Tentu saja mereka sudah memiliki standar operasional yang tinggi agar setiap franchisee dapat menjual produk dengan optimal. Dengan bantuan marketing yang baik dan SOP yang baik itu akan sangat menunjang penjualan.
Baca juga: Jurus Jitu Strategi Branding Minuman Franchise Chapayom Indonesia
Baiklah, itu dia segala hal tentang model bisnis franchise dan kemitraan yang harus Anda ketahui. Jadi, mana yang lebih cocok untuk Anda? Franchise atau kemitraan? Apa pun pilihan Anda, pastikan tetap menggunakan aplikasi kasir Moka POS.
Aplikasi kasir Moka POS dibekali dengan fitur yang kaya, laporan penjualan yang komprehensif, dan sistem yang terintegrasi serta terkoneksi. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui cara meningkatkan performa di masing-masing cabang bisnis Anda. Jadi, ingat bisnis, ingat Moka!