Mengenal Transaksi Penjualan dan Cara Pencatatannya
Dalam dunia bisnis, transaksi penjualan bukan hanya aktivitas rutin untuk setiap pengusaha seperti Anda. Justru, hal tersebut merupakan peluang untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi! Sebab, seorang pengusaha cermat akan mempelajari setiap transaksi untuk mengetahui detail pemasukan serta kesehatan bisnis, sehingga mereka bisa mengambil keputusan objektif.
Jadi, bagaimanakah Anda bisa mencatatnya dengan akurat? Yuk, kita kenalan lebih dalam tentang fungsi dan cara mencatat transaksi penjualan di sini supaya Anda dapat mengembangkan bisnis dengan lebih baik!
Apa Itu Transaksi Penjualan?
Transaksi penjualan adalah proses perusahaan atau individu menjual produk atau jasa kepada pelanggan dengan imbalan uang atau nilai lainnya. Transaksi penjualan mencakup berbagai elemen seperti penentuan harga, pemenuhan pesanan, pengiriman barang atau pelayanan, dan pembayaran. Pencatatan yang akurat dan teliti mengenai transaksi penjualan sangat penting untuk mengelola keuangan bisnis dengan baik, memantau performa penjualan, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan pajak dan akuntansi.
Pengaruh dan Fungsi Transaksi Penjualan bagi Bisnis
Transaksi penjualan bisnis memiliki sejumlah pengaruh dan fungsi, seperti:
1. Mengidentifikasi Pihak yang Terlibat
Transaksi penjualan membantu mengidentifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam proses bisnis. Ini mencakup pelanggan yang membeli produk atau jasa serta perusahaan yang menjualnya. Mencatat siapa yang terlibat dalam transaksi ini penting untuk membangun hubungan dengan pelanggan, mengidentifikasi tren pembelian, dan mengelola persediaan produk atau jasa.
2. Memastikan Akurasi Data Keuangan Perusahaan
Transaksi penjualan adalah sumber data keuangan yang krusial. Melalui pencatatan transaksi penjualan dengan benar, perusahaan bisa memastikan akurasi laporan keuangan mereka. Data ini digunakan dalam perhitungan pendapatan, keuntungan, serta perpajakan. Kesalahan dalam pencatatan transaksi penjualan bisa berdampak besar pada keuangan perusahaan dan berpotensi menyebabkan masalah hukum.
3. Bukti Penyelesaian Transaksi Bisnis
Transaksi penjualan menciptakan bukti konkret bahwa suatu transaksi bisnis telah selesai. Ini penting untuk memitigasi sengketa atau perselisihan yang mungkin muncul di masa depan. Bukti ini bisa berupa faktur, kwitansi, atau catatan transaksi elektronik. Selain itu, bukti transaksi juga memberikan dasar untuk pengembalian barang atau pelayanan jika diperlukan.
Alur Transaksi Penjualan
Alur transaksi penjualan bisa dibagi menjadi dua metode utama, yakni:
1. Tunai
Dalam penjualan tunai, produk atau jasa dijual dan dibayar secara langsung pada saat transaksi berlangsung. Dengan kata lain, tidak ada jeda waktu untuk penangguhan pembayaran. Pelanggan membayar dengan uang tunai, cek, kartu kredit, atau metode pembayaran lainnya yang langsung menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
2. Akrual
Dalam penjualan akrual, produk atau jasa dijual kepada pelanggan, tapi pembayaran belum diterima pada saat transaksi berlangsung. Pembayaran akan diterima di masa depan, dan ini menciptakan kewajiban bagi pelanggan untuk membayar. Ini umumnya digunakan dalam bisnis yang menawarkan kredit kepada pelanggan atau dalam transaksi bisnis yang melibatkan pembayaran terkait waktu, seperti tagihan bulanan.
Cara Mencatat Transaksi Penjualan
Secara prinsip, cara mencatat transaksi pembelian dan transaksi penjualan memiliki persamaan karena keduanya melibatkan proses pencatatan dalam akuntansi. Namun, ada perbedaan dalam hal entri jurnal yang dibuat dan bagaimana catatan akuntansi akhirnya disusun. Berikut cara mencatat transaksi penjualan:
1. Kumpulkan Dokumen Penjualan
Kumpulkan semua dokumen terkait penjualan seperti faktur penjualan, nota pesanan, kwitansi, atau kontrak penjualan.
2. Buat Entri Jurnal
- Metode Kas (Tunai): Dalam metode kas, transaksi penjualan dicatat saat pembayaran diterima. Ini melibatkan debit (peningkatan) aset kas dan kredit (peningkatan) pendapatan.
- Metode Akrual: Dalam metode akrual, transaksi penjualan dicatat saat barang atau jasa diserahkan kepada pelanggan, bahkan jika pembayaran belum diterima. Ini melibatkan debit (peningkatan) piutang usaha dan kredit (peningkatan) pendapatan penjualan.
3. Pendokumentasian
Anda bisa mengarsip dan menyimpan semua dokumen penjualan, seperti faktur penjualan, dengan rapi setelah menyelesaikan proses pencatatan. Dengan demikian, Anda dapat merujuk kepada data tersebut kapan pun dibutuhkan.
Untuk mengelola bisnis dengan baik, penting memahami pencatatan transaksi pembelian dan penjualan. Supaya lebih mudah, Anda dapat mencoba Moka POS, alat POS yang membantu mencatat penjualan, mengelola stok, dan melihat laporan keuangan. Daftar sekarang untuk meningkatkan efisiensi bisnis Anda!