Jacqueline Karina, Wanita Hebat di Balik Kokumi
Jacqueline Karina, Wanita Hebat di Balik Kokumi – Perkembangan bisnis kuliner, terutama varian minuman rasa kekinian, sudah semakin pesat dan bertambah variasinya.
Mulai dari pilihan menu sehat hingga minuman manis yang membahagiakan, Jacqueline Karina menyediakan semuanya dalam kemasan dan kualitas yang fresh dan selalu diminati kalangan Generasi Z dan Milenial.
Penasaran bagaimana perjalanan Jacqueline dalam mendirikan dan mempertahankan bisnisnya? Yuk, simak kisahnya berikut ini!
Awal Mula Bisnis Kokumi
Jacqueline Karina, pendiri brand Kokumi, menekuni usaha Food and Beverage-nya sejak Maret 2018 dan aktif beroperasi sejak Agustus 2018.
Terciptanya bisnis ini berawal dari Jacqueline mengamati masalah kehidupan orang-orang kelahiran Generasi Z dan Milenial yang haus akan kebahagiaan di tengah penatnya hidup.
Berangkat dari concern tersebut, terbentuklah sebuah visi dan misi bisnis untuk menciptakan kebahagiaan untuk kelompok orang-orang tersebut.
Baca juga: Panduan Lengkap Memulai Bisnis Online Hingga Sukses bagi Pemula
Dari situ Jacqueline Karina membangun Kokumi dengan produk yang memiliki cita rasa, visual, serta visi yang membangkitkan semangat dan kebahagiaan Generasi Z dan Milenial dalam bentuk minuman.
Kebahagiaan dalam Setiap Gelas Kokumi
Lalu, mengapa produk minuman jadi jenis produk pilihan untuk Kokumi? Jacqueline mengaku bahwa pilihan ini dibuat sesuai dengan persona serta visi yang sudah dibangun mengenai brand Kokumi, yaitu membawa kebahagiaan.
Produk minuman Kokumi dikemas dan diracik dengan segala hal yang membuat konsumen merasa bahagia. Melalui minuman lah para konsumen Kokumi menemukan kebahagiaannya.
Konsep-konsep ini terus dibangun dan dilakukan riset mendetail agar konsumen selalu relate dengan nilai-nilai dan produk Kokumi.
Nama Kokumi itu sendiri, memiliki makna the seven sense of the tongue, atau cita rasa yang bisa dirasakan sampai rasa ketujuh.
Dengan begitu, Jacqueline Karina mewujudkan filosofi nama usahanya ke dalam bentuk minuman berbagai jenis dan rasa yang menghadirkan kebahagiaan.
Namun, ketika menjalankan bisnis Kokumi, tentu ada hambatan yang harus dihadapi olehnya. Tantangan terbesar yang dihadapi Jacqueline selama dua tahun menjalani usaha Kokumi adalah pandangan khalayak umum mengenai bisnis lokal itu sendiri.
Ia mengaku bahwa bisnis lokal seringkali dipandang memiliki kualitas yang rendah dibanding produk luar negeri. Meski pandangan tersebut terus ada, Jacqueline tetap bangga bisa memproduksi sesuatu yang lokal dan terus berusaha memperbaiki kualitas produk maupun fasilitas Kokumi itu sendiri.
Baca juga: Kakkk Ayam Geprek, Mengembangkan Bisnis Kuliner di Tengah Kompetitor
Usaha-usahanya ini membuahkan hasil yang manis. Kini Kokumi menjadi produk minuman yang dicari dan diminati tak hanya konsumen lokal, namun juga menarik minat beragam konsumen dari luar negeri.
“We Treat People and Business with Heart”
Bagi Jacqueline, segala hal dalam hidup akan menghasilkan kebaikan jika dilakukan dengan tulus dari hati. Begitu pula dengan caranya meningkatkan keharmonisan dengan karyawannya.
Jacqueline memperlakukan karyawannya dengan baik hati dan hangat. Namun, hubungan baik itu juga tetap diikuti dengan disiplin yang baik dalam lingkungan kerja.
“We really treat them with heart,” jelas Jacqueline kepada Moka.
Selain karyawannya, tentu treatment dari hati ke hati ini juga diterapkan kepada pelanggannya. Brand Kokumi dikenal dengan kesungguhannya saat menanggapi komplain.
Baca juga: 7 Tips Buat Karyawan Lebih Bahagia dan Terus Semangat Berkarya
Jacqueline menyatakan setiap ada komplain yang masuk ke akun media sosial resmi Kokumi, selalu ditanggapi dengan baik bahkan menggantikan produk jika ditemukan kesalahan teknis dalam produksinya.
Hal ini ia terapkan tidak hanya untuk menjaga hubungan dengan pelanggan melainkan juga untuk tetap tekun menjadikan segala masalah yang terjadi sebagai pembelajaran untuk terus berkembang.
Berkat prinsipnya tersebut, kini brand Kokumi terus berkembang dan diminati banyak orang. Namun, kali ini brand Kokumi fokus untuk membuka franchise di wilayah luar Jabodetabek.
Inovasi Produk, Kunci Sukses Kokumi
Untuk membangun usaha Kokumi, Jacqueline menyiapkan modal sebesar 1,8M. Modal tersebut dimaksimalkan untuk biaya bahan baku, biaya branding, biaya konten YouTube, serta biaya merchandise.
Kini, uang tersebut sudah balik modal dan terus berputar senada dengan bisnis yang dijalani. Sejauh ini, Kokumi sudah memiliki 30 cabang aktif beroprasi di seluruh Indonesia.
Pada bulan Januari dan Februari 2020 ini, Kokumi sedang proses ekspansi membuka 18 cabang baru. Untuk tahun ini, Jacqueline menargetkan untuk buka cabang baru sebanyak 60 outlet di seluruh Indonesia.
Baca juga: Terapkan 3 Strategi Pemasaran Ini Jika Anda Punya Restoran Baru
Perkembangan bisnis minuman hits yang booming sejak tahun 2018 hingga 2019 juga dirasakan oleh Kokumi. Jacqueline mengaku penjualannya terus meningkat dan mengalami puncak peningkatannya pada waktu libur Lebaran dan setiap bulan Desember.
Dalam bulan-bulan biasa, Jacqueline berstrategi dengan mengeluarkan promo produk limited edition. Pada Januari ini misalnya, Kokumi berkreasi mengeluarkan Butter Series yang terinspirasi dari minuman Butterbeer-nya Harry Potter.
Ya, inovasi kreatif tersebutlah yang menjadikan Kokumi sebagai produk minuman yang disenangi masyarakat.
Memang, sejak awal didirikan, Kokumi sudah membangun tujuan dan misi yang jelas, yaitu spreading happiness and positivity. Jacqueline menganggap bahwa menyajikan hal baik dengan sepenuh hati dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan akan membuat pelanggan senang dan relate terhadap hal tersebut.
Dalam berinovasi, Jacqueline tidak pernah melupakan tujuan dan misi awalnya tersebut. Setiap jelang Hari Natal dan Hari Valentine, Jacqueline Karia dan timnya tekun menuangkan inovasi kreatifnya.
Ia fokus terhadap dua hari spesial tersebut karena kedua hari tersebut sejalan dengan tujuan dan misi bisnisnya, menyebarkan kebahagiaan dan kasih sayang.
Sementara itu, inovasi kreatif lainnya diriset dan diterapkan sesuai dengan permintaan partnership yang sedang dijalani namun tetap dengan personality khas Kokumi.
Pengusaha Lain = Rekan, Bukan Penghalang
Bagi Jacqueline pengusaha atau brand lain bukanlah kompetitor, melainkan rekan sejalan yang sedang membangun culture bisnis yang sama.
Ia menyatakan bahwa tanpa adanya pengusaha minuman terdahulu, tidak akan mungkin masyarakat akan familiar dengan produk minuman seperti ini dan sulit juga tercipta culture bisnis minuman seperti sekarang.
Sama dengan para pengusaha pendatang baru, Jacqueline memandang mereka sebagai pihak yang sama-sama sedang merintis dan mempertahankan culture bisnis minuman hits.
Dengan begitu, ia tidak pernah mempermasalahkan persaingan karena ia percaya masing-masing brand memiliki tujuan, cara, dan menu yang berbeda-beda.
Baca juga: Jurus Jitu Strategi Branding Minuman Franchise Chapayom Indonesia
Dalam berstrategi pun Jacqueline tidak membiarkan usahanya terpengaruh oleh brand-brand lain. Prinsipnya adalah untuk terus relevan dan relate terhadap nilai dan personality bisnis yang sudah dibangun olehnya.
Ia ingin mengembangkan usahanya dengan caranya sendiri yang sesuai dengan apa yang ia percaya dan ia tekuni.
Hal ini sesuai dengan tujuan dan pesan yang selama ini disampaikan oleh Jacqueline dalam setiap produk minumannya, yaitu untuk tetap jadi diri sendiri dan menjalani segala halnya bukan untuk siapa-siapa tapi untuk kebaikan diri sendiri.
3 Tips Membangun Bisnis Bagi Pemula
Dari pengalamannya menekuni bisnis serta mencari ilmu hingga menjadi sosok profesional, berikut adalah tips yang Jacqueline berikan bagi pemula yang sedang berencana merintis bisnis:
1. Tentukan tujuan yang ingin dicapai dalam bisnis
Sebagaimana yang Jacqueline tekankan dalam bisnisnya, memiliki tujuan dan misi adalah hal yang penting baginya.
entukan tujuan Anda dalam merintis bisnis Anda, baik itu sekedar untuk mendukung finansial Anda, atau agenda tujuan bisnis lainnya seperti Kokumi yang memiliki tujuan untuk menebar kebahagiaan-kebahagiaan kecil melalui segelas minuman.
2. Tentukan konsep bisnis apa kita, mau ikut tren atau membuat tren
Jika sudah mantap dengan tujuan dan misi, saatnya tentukan cara Anda melaksanakan tujuan serta misi Anda melalui konsep bisnis. Konsep mulai dari pesan, desain, hingga strategi pemasaran harus dipikirkan dengan maksimal dan sejalan dengan tujuan serta misi awal bisnis Anda.
Baca juga: Tips Membuat Desain Logo Kafe yang Disukai Konsumen
3. Siapkan dana darurat
Yang pasti harus disiapkan dalam berbisnis adalah dana. Langkah awal dalam berbisnis itu penuh dengan ketidakpastian.
Maka dari itu bagi Jacqueline penting untuk menyediakan dana darurat saat memulai bisnis. Ia berpendapat bahwa menjalani usaha secara sekaligus tanpa dana cadangan merupakan hal yang kurang baik dan memiliki tingkat kesuksesannya sangat rendah.
Baca juga: Ingin Memulai Usaha dari Nol Hingga Sukses? Ini 10 Tipsnya
Jika bisnis sukses berkembang atau ada sesuatu yang tidak berjalan sesuai rencana, dana darurat bisa jadi penolong bagi Anda, baik untuk memperbaiki maupun mengembangkan bisnis kita. Untuk mendapatkan strategi dana darurat yang tepat, disarankan untuk konsultasi langsung dengan ahli keuangan.
4. Gunakan aplikasi kasir yang mumpuni
Berawal dari mendapat informasi mengenai layanan Moka dari temannya, kini Jacqueline menjalankan bisnisnya dengan sistem aplikasi kasir Moka.
Ia menyatakan bahwa semua cabang bisnisnya menggunakan Moka dan tidak mengalami kesulitan dalam pengoprasiannya.
Dengan sistemnya yang sederhana dan mudah dipahami, baginya Moka sangatlah cocok untuk menunjang usaha para pebisnis pemula.
Ingin tahu lebih lanjut betapa mudahnya menggunakan Moka? Yuk coba pakai Moka sekarang, gratis 14 hari tanpa kredit!