Ini Dia 6 Womenpreneur Indonesia Paling Inspiratif di 2019
Di abad ke-21 ini, kemajuan zaman telah menghadirkan tantangan baru yang semakin kompleks, tidak terkecuali bagi para perempuan. Di tengah kesibukan menjalani peran merangkap sebagai individu, istri dan ibu, para perempuan juga perlu mengembangkan potensi diri, meraih pendidikan tinggi, memiliki karir yang baik atau bahkan memiliki dan menjalankan bisnis sendiri.
Oleh karena itu, memperingati Hari Internasional Perempuan yang jatuh tanggal 8 Maret 2019, kami ingin berbagi tips berbisnis yang bisa Anda ambil dari 6 kisah merchant Moka perempuan paling inspiratif berikut ini.
1. Nash Eyelash Extension
Salah satu jenis perawatan tubuh paling dicari tahun 2019 adalah perpanjangan bulu mata atau biasa disebut eyelash extension. Rambut-rambut halus di pangkal kelopak mata ini merupakan senjata pamungkas perempuan untuk tampil cantik, mengingat mata merupakan bagian tubuh yang paling sering dilihat ketika sedang bertemu dan bertatap muka dengan seseorang.
Adalah Natasha Christina, yang akhirnya tergerak untuk mendirikan Nash Eyelash Extension. Diawali dari ketertarikannya yang besar terhadap dunia kecantikan, perempuan berusia 28 tahun ini melihat peluang besar bagi bisnis eyelash extension. Bisnis ini memiliki prospek yang menjanjikan karena belum banyak ada. Bersama partner bisnisnya, Hizkia Christian, ia pun kemudian membangun Nash Eyelash Extension hingga bisa terkenal seperti sekarang.
Salah satu hal yang patut ditiru dari Nash Eyelash Extension adalah keinginan mereka untuk menjadikan Nash Eyelash Extension sebagai “rumah ketiga” bagi para pelanggan. Pelanggan yang datang ke Nash tidak perlu hanya memasang bulu mata untuk saat momen atau acara tertentu saja, tetapi juga diarahkan untuk menjaga kesehatan dan kelentikan bulu mata sebagai sebuah rutinitas.
Penasaran dan ingin tahu mengenai kisah Natasha selengkapnya? Simak kisah selengkapnya di sini.
2. Think Pink Nails
Berdiri sejak 2013, Think Pink Nails mengusung konsep nail parlor a la New York yang pertama dengan Bali sebagai basisnya. Menghadirkan konsep salon kuku yang modern dan chic, Think Pink tidak hanya menghadirkan treatment untuk kuku saja, tetapi juga beauty care yang lengkap untuk para pelanggannya. Arvyanti, sang pemilik menjelaskan bahwa sebenarnya yang dijual bukanlah kuku atau kecantikan kuku untuk pelanggan, melainkan pelayanannya. Kekuatan yang diunggulkan adalah wadah untuk mengobrol dan berbagi pengalaman antarperempuan tentang apapun, bisa tentang pekerjaan, suami, teman, atau hal lainnya. Hal inilah yang membuat pelanggannya ingin terus datang kembali.
Ingin tahu lebih jauh bagaimana cara Think Pink Nails membuat para pelanggan mereka menjadi loyal? Cari tahu tips dan strategi a la Arvyanti di sini.
3. Fore Coffee
Anda pecinta kopi? Merchant perempuan Moka yang satu ini bisa Anda jadikan inspirasi. Adalah Elisa Suteja, 26, Deputi CEO di Fore Coffee yang mengawali bisnis kopinya dengan membaca karakteristik pembeli kopi di Indonesia. Di era Third Wave Coffee ini, ia melihat bahwa pembeli tidak hanya datang untuk minum kopi saja, tetapi juga ingin merasakan pengalaman menyeruput kopi di sebuah kedai kopi dan mengindrai aroma seduhan biji kopinya.
Tak hanya itu, mungkin juga beberapa diantaranya ingin mencari jalan keluar di tempat lain untuk menemukan pengalaman baru meminum kopi yang tidak pernah dirasakan sebelumnya di rumah. Dari sini, muncullah Fore Coffee yang menggabungkan konsep alam pada coffee shop-nya, mengingat hal ini jugalah yang membuat produk Fore Coffee menjadi eksklusif. Hal lainnya yang menarik dari konsep bisnis Fore Coffee adalah nama Fore. Nama tersebut sebenarnya merupakan kependekan dari kata “Forest,” dan salah satu akronim yang menarik untuk “For Environment.”
Bagaimana Eliza membuat perencanaan yang efektif agar Fore Coffee bisa bertahan di era Third Wave Coffee? Baca strateginya di sini.
4. Mimo Cooks and Coffee
Jika Anda pecinta makanan Jepang, maka merchant Moka perempuan yang satu ini bisa Anda jadikan pilihan untuk berkunjung. Bisnis yang mengusung konsep makanan fusion Jepang ini dibangun oleh Desta Rissasanti. Awalnya, ibu satu orang anak ini mendirikan sebuah Panic Pantry dengan tujuan memberikan sajian makanan bagi orang-orang yang sibuk. Menu yang ditawarkan merupakan home-based cook atau dimasak sendiri di rumah. Seiring berjalannya waktu, Panic Pantry ini mulai memiliki brand awareness yang telah meningkat akibat bertambahnya jumlah pelanggan yang merasa puas. Hal ini tentu tidak terlepas dari Desta yang benar-benar memperhatikan kualitas produknya.
Seperti apa kelanjutan kisah jatuh bangun Mimo Cooks and Coffee hingga brand-nya bisa sukses seperti sekarang ini? Cari tahu di sini.
5. Buumi Playscape
Anda punya anak kecil? Atau sepupu yang masih berusia balita? Merchant Moka yang satu ini bisa Anda jadikan pilihan. Sebagai integrated children center, Buumi Playscape memfasilitasi playground dan kelas untuk anak-anak usia 6 bulan hingga 7 tahun. Berlokasi di Mall Pacific Place Jakarta, Playscape memiliki unique selling point tersendiri. Yang membedakannya dengan playground lain adalah diadakannya aktivitas khusus untuk anak setiap dua jam sekali.
Awal mula berdirinya Buumi Playscape adalah karena concern para co-founders yang sama, salah satunya Erika, yang ingin menekankan kualitas playground di Indonesia yang masih dapat ditingkatkan, seperti kebersihan dan konten edukasi. Selain itu para co-founders melihat bahwa momen kebersamaan antara anak dan orangtua sangatlah penting, sehingga waktu untuk bermain ke playground dapat dijadikan aktivitas berkualitas yang dilakukan bersama-sama.
Eits, tidak sampai di situ. Masih banyak fasilitas-fasilitas unik lainnya di Buumi Playscape Pacific Place Jakarta. Penasaran apa saja? Baca selengkapnya di sini.
6. Michelle’s Organic Corner
Bagi Anda pecinta makanan sehat, Anda tidak perlu bingung ke mana harus mencari inspirasi. Merchant Moka pilihan selanjutnya dan terakhir adalah Michelle’s Organic Corner. Adalah Michelle, pemiliknya, yang menyadari bahwa kualitas bahan organik lokal tidak kalah dengan kualitas bahan organik yang diimpor.
Bersama rekannya Vivi, ia akhirnya mendirikan Michelle Organic Corner pada September 2015, sebuah toko yang khusus menjual produk sehat berbahan organik lokal agar masyarakat memiliki akses yang lebih mudah untuk memulai hidup sehat. Mengusung misi untuk menjadi wadah para produsen bahan makanan organik untuk menjajakan produknya, Michelle dan Vivi juga berharap mereka memiliki target pasar yang lebih luas, khususnya generasi milenial untuk mulai gaya hidup sehat.
Ingin tahu bagaimana kisah Michelle dan Vivi untuk mewujudkan misi agar milenial mulai menggandrungi makanan sehat? Simak perjuangan luar biasanya di sini.
Nah, bagaimana? Dari keenam merchant perempuan tadi, semuanya sangat menginspirasi, bukan?
Menjadi seorang perempuan, tidak menghalangi diri untuk bermimpi dan berusaha mewujudkannya. Walaupun harus selalu disibukkan dengan mengurus keluarga, perempuan juga tetap bisa memiliki dan menjalankan bisnisnya sendiri.
Keenam womenpreneur di atas merupakan bukti nyata bahwa sudah banyak perempuan yang merambah bisnis dan memiliki kiprah. Maka dari itu jangan kubur mimpi dan usaha Anda untuk bisa memiliki dan mengembangkan bisnis Anda sendiri.
Semangat mencoba!
Baca Juga: Teladain 3 Sikap Kartini agar Sukses bagi Pebisnis Perempuan