Berbagai Jenis dan Tantangan Usaha B2C
Apakah bisnis Anda melayani pelanggan individu alih-alih badan usaha lain? Artinya, bisnis Anda termasuk dalam kategori B2C. Tapi, tahukah Anda kalau B2C adalah sektor bisnis yang sangat beragam dengan berbagai jenis dan tantangannya? Agar Anda bisa mengembangkan bisnis B2C rintisan sendiri dengan lebih efektif dan siap menghadapi segala dinamikanya, mari kita simak serba-serbi usaha B2C melalui tulisan ini!
Apa Itu B2C?
Sederhananya, B2C adalah singkatan dari business-to-consumer yang artinya bisnis tersebut menyediakan barang atau jasa secara langsung kepada konsumen perorangan. Artinya, produk atau layanan dari bisnis Anda hanya digunakan untuk keperluan pribadi oleh pembeli individu.
4 Jenis Usaha B2C
Meski hanya berfokus kepada pembeli perorangan, B2C adalah jenis usaha dengan model bisnis yang sangat bervariasi. Berikut adalah beberapa tipe yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari beserta contohnya:
1. Penjualan langsung
Pertama, ada jenis usaha B2C yang paling sering ditawarkan oleh pebisnis kepada masyarakat, yaitu direct selling atau penjualan langsung. Sesuai namanya, kategori bisnis ini berfokus pada penawaran dan pemasaran suatu barang atau jasa secara langsung ke pelanggan di gerai fisik.
Metode pemasaran yang digunakan pun mencakup media sosial, content marketing, dan bahkan pemasaran secara fisik seperti membuka booth di ajang pameran bisnis. Contoh bisnis yang menerapkan model ini adalah IKEA, Kartika Sari, Cottonink, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Mau Tambah Penghasilan? Ini 9 Ide Usaha Makanan Kekinian Modal Kecil
2. Usaha berbasis biaya
Berikutnya, ada jenis bisnis B2C yang tidak menawarkan produk berbentuk fisik secara langsung kepada konsumen. Justru, mereka menjual layanan digital secara gratis, tapi dengan fitur yang terbatas. Kalau konsumen ingin menikmati semua fitur yang disediakan bisnis, mereka harus membayar biaya untuk berlangganan setiap bulan atau tahunnya. Anda bisa melihat praktik model bisnis ini pada media streaming populer seperti Spotify, Netflix, Disney Hotstar, dan lainnya.
3. Usaha berbasis komunitas
B2C jenis ini umumnya menjual produk mereka hanya kepada segmen audiens tertentu. Untuk melakukannya, seorang penjual akan memasang iklan di forum diskusi komunitas tertentu yang ada di media sosial. Misalnya, ada seseorang yang menjual kamera bekas mereka kepada grup fotografer di Facebook setelah ikut berdiskusi dengan anggota di sana.
Baca juga: Strategi Kopi Chuseyo Membangun Komunitas Pelanggan
4. Usaha dengan perantara online
Alih-alih menawarkan produk atau jasa secara langsung, B2C perantara akan menghubungkan individu yang ingin menjual barang atau jasa mereka dengan calon pembeli di satu tempat terpadu. Jadi, berbeda dengan usaha berbasis komunitas, platform ini hanya berfokus pada jual beli. Beberapa contoh populer dari kategori B2C ini adalah Tokopedia, Carousell, Mamikos, dan Traveloka.
2 Tantangan Utama B2C
Lantas, apa saja tantangan yang bisa dihadapi oleh seorang pemilik bisnis B2C saat mengembangkan usaha mereka? Agar Anda dapat mengantisipasinya, kenali dulu faktor terbesar yang bisa mempengaruhi kesuksesan usaha B2C di sini:
1. Fluktuasi kondisi pasar
Karena B2C adalah bisnis yang menyasar konsumen individu, pemasukan usaha sangat bergantung pada daya beli mereka. Namun, kondisi ekonomi saat ini memiliki pengaruh yang besar sekali bagi daya beli konsumen. Contohnya, saat puncak pandemi Covid-19, banyak bisnis B2C offline yang kesulitan bertahan. Sebab, angka PHK naik drastis, sehingga uang belanja mereka berkurang.
2. Persaingan bisnis yang sengit
Tak hanya kondisi ekonomi yang berubah-ubah, bisnis B2C juga berisiko gagal karena ketatnya persaingan di pasar. Sebab, tidak menutup kemungkinan ada puluhan atau bahkan ratusan penjual menawarkan barang yang sejenis. Maka dari itu, banyak bisnis B2C yang berusaha membedakan brand mereka dari yang lain, misalnya dari segi harga, pilihan variasi, desain, dan bahkan teknologinya.
Baca juga: Kompetitor Meniru Produk Anda? Ini 10 Hal yang Bisa Dilakukan
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk memberikan nilai unik bagi bisnis B2C adalah dengan menawarkan pengalaman belanja terbaik. Untuk mencapainya, Anda dapat mengandalkan sistem POS yang terintegrasi, seperti dari Moka POS.
Cukup dengan satu gadget saja, Anda bisa menyelesaikan transaksi pembayaran tunai maupun non-tunai dengan lebih mudah dan cepat. Praktisnya lagi, semua transaksi, data pelanggan, dan pergerakan stok sudah tercatat secara otomatis di POS milik Moka! Jadi, Anda bisa melayani pelanggan dengan efisien dan membuat strategi pemasaran yang paling tepat. Tunggu apa lagi? Coba demo gratis dengan Moka POS dan kembangkan bisnis Anda sekarang!