15 Cerita Motivasi untuk Pengusaha: Kisah Sukses dari Nol Hingga Berhasil
Pernahkah Anda merasa sendirian di tengah perjuangan membangun bisnis impian? Tidak jarang, rasa putus asa muncul saat harus menghadapi berbagai risiko dan tantangan. Namun, bukan hanya Anda yang pernah mengalami kondisi tersebut. Kalau Anda menyimak cerita motivasi dari para pengusaha terkenal di Indonesia, banyak dari mereka yang juga memulai perjuangan dari nol.
Berbekal keberanian, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, mereka berhasil bangkit dan mewujudkan impian masing-masing. Ingin tahu bagaimana mereka melewati naik-turun perjalanan mendirikan bisnis hingga sukses? Simak cerita mereka di bawah ini!
Cerita Motivasi Pengusaha From Zero to Hero
Setiap perjalanan bisnis pasti penuh lika-liku. Kondisi itu juga yang dirasakan oleh para pengusaha sukses di Indonesia dan dunia. Yuk, intip cerita inspiratif mereka agar Anda makin semangat untuk mendirikan bisnis impian!
-
Martha Tilaar
Wanita satu ini merupakan pendiri brand kecantikan ternama di Indonesia, Sariayu Martha Tilaar. Kisah Martha berawal ketika ia harus mengikuti sang suami, Henry Alex Rudolf Tilaar, pindah ke Amerika Serikat untuk kuliah. Di sana, Martha Tilaar menjalani sekolah kecantikan selama dua tahun di Academy of Beauty Culture.
Saat kembali ke Indonesia, ia mendirikan salon sederhana di garasi rumah orang tuanya. Tantangannya cukup besar karena kala itu, pasar kecantikan lokal dikuasai oleh merek luar negeri. Namun, Martha tidak gentar karena ia percaya bahwa kecantikan Indonesia punya kekuatan besar. Usaha Martha mulai membuahkan hasil saat enam bulan kemudian ia memindah salon ke tempat yang lebih besar.
Dalam dua tahun, Martha bahkan berhasil mendirikan salon keduanya. Di sinilah ia mulai memperkenalkan perawatan kecantikan berbasis tanaman herbal. Hingga akhirnya lima tahun kemudian, Martha berhasil mendirikan PT Martina Berto yang fokus menjual produk-produk kecantikan berbahan alami. Bisnisnya semakin berkembang saat ia membentuk PT Sari Ayu Indonesia pada 1983, yang hingga kini produk-produknya masih digunakan banyak orang.
-
Reza Nurhilman (Keripik Maicih)
Pada usia 23 tahun, Reza Nurhilman dengan berani memulai usaha makanan ringan Keripik Maicih. Berbekal modal Rp15 juta, ia bekerja sama dengan produsen keripik lokal di Bandung dan memasarkan produknya secara unik. Reza tidak membuka toko fisik, tapi menggunakan media sosial Twitter untuk berjualan. Ia menerapkan sistem distribusi dengan para reseller yang disebut “Jenderal Maicih”.
Menariknya lagi, lokasi berjualan Keripik Maicih tidaklah tetap, sehingga menciptakan kesan eksklusif yang membuat orang penasaran. Strategi tersebut pun viral hingga Reza berhasil membangun brand yang kuat untuk produknya. Cerita motivasi dari Reza Nurhilman membuktikan bahwa strategi pemasaran berperan penting dalam bisnis. Tidak mengejutkan jika kini Keripik Maicih tumbuh menjadi salah satu ikon camilan pedas Indonesia.
-
Yasa Singgih (Men’s Republic)
Kesuksesan bisnis tidak akan terjadi jika kita hanya menunggu kesempatan datang. Sadar betul akan hal tersebut, Yasa Singgih mulai berbisnis pada usia 15 tahun setelah ayahnya mengalami serangan jantung hingga harus operasi. Ia berusaha mencari nafkah sendiri dengan menjadi pembawa acara di berbagai acara musik dan ulang tahun.
Tak hanya itu, Yasa juga mencoba berjualan lampu hias, yang sayangnya harus gagal. Saat beralih ke bidang fesyen pun, ia berulang kali mengalami jatuh-bangun. Yasa akhirnya memutuskan untuk merilis brand fesyen pria, Men’s Republic, pada usia 19 tahun. Perlahan tapi pasti, Men’s Republic pun berkembang stabil dan masih berjalan hingga sekarang.
-
Sukyatno Nugroho (Es Teler 77)
Seorang wanita bernama Murniati membuka kedai es teler sederhana pada 1982 di Jakarta. Sayangnya, kedai tersebut harus tutup karena harga sewa yang semakin mahal. Namun, menantu Murniati yang bernama Sukyatno Nugroho tidak mau langsung menyerah. Setelah berulang kali gagal meyakinkan pemodal, ia akhirnya berhasil mendapatkan bantuan dana dari salah satu pelanggan setia mereka dulu.
Sejak saat itu, Sukyatno pun mulai mengembangkan Es Teler 77 secara serius. Ia tak lagi hanya menjual es teler, tapi juga menu makanan dan minuman khas Indonesia lainnya. Lalu, dengan menerapkan sistem franchise, Es Teler 77 kini mempunyai lebih dari 150 gerai yang tersebar di Indonesia, Singapura, bahkan hingga Australia.
Baca juga: Kisah 10 Pengusaha Sukses yang Memulai Bisnis Mereka dari Nol
-
Shinta Nurfauzia (Lemonilo)
Shinta Nurfauzia memiliki latar belakang di bidang hukum. Ia bahkan sempat bekerja sebagai pengacara, tapi memutuskan untuk fokus mengembangkan bisnis kuliner pada 2016. Shinta ingin membuktikan bahwa makanan sehat tidak harus mahal dan sulit dibuat. Dari situlah ia mendirikan brand Lemonilo.
Awalnya, Lemonilo fokus menjual mi instan sehat tanpa penguat rasa, pengawet, maupun pewarna buatan. Walaupun awalnya pasar masih skeptis, Shinta dan timnya tidak menyerah untuk terus mengedukasi pasar, evaluasi, dan memperbaiki rasa. Seiring berjalannya waktu, mi instan Lemonilo pun semakin diterima oleh pasar. Bahkan, kini Lemonilo telah berkembang ke berbagai produk lain seperti keripik ubi, brownies crispy, kaldu jamur, hingga minuman.
-
Gilang Juragan 99
Cerita motivasi Gilang Widya Pramana, atau dikenal sebagai Gilang Juragan 99, menunjukkan memulai bisnis dari nol tidaklah mustahil dilakukan. Ia memulai perjalanannya sebagai pengusaha dengan membuka jasa cuci motor kecil-kecilan di Malang, Jawa Timur. Di samping itu, Gilang juga bekerja sebagai freelance tour leader. Di sinilah ia bertemu dengan sang istri, Shandy.
Setelah menikah, keduanya sempat menjual produk kosmetik milik orang lain melalui media sosial. Ketika sukses, Gilang dan Shandy memutuskan untuk membuat brand kecantikan sendiri, yakni MS Glow. Tak hanya membuat produk kosmetik, mereka juga membangun klinik kecantikan yang kini telah tersebar di beberapa kota di Indonesia.
-
Sunny Kamengmau (Robita)
Pernah mendengar brand tas tangan lokal bernama Robita? Sunny Kamengmau adalah sosok penting di balik brand tersebut. Lahir dari keluarga sederhana di Nusa Tenggara Timur (NTT), Sunny nekat merantau ke Bali dan bekerja sebagai seorang tukang sapu di sebuah hotel. Berkat etos kerjanya yang bagus, ia pun diangkat menjadi satpam.
Tak mau berdiam diri, Sunny juga aktif belajar bahasa Inggris dan Jepang selama di Bali. Kemampuan ini membuatnya berkenalan dengan pengusaha asal Jepang. Ia meminta Sunny untuk memproduksi tas kulit dan mengirimkan ke negaranya.
Dari situlah Sunny mulai membuat tas handmade dengan menggaet para pengrajin lokal. Meski sempat kesulitan, terutama pada tahun pertama, ia perlahan bangkit dan terus menjalankan bisnisnya. Hingga kini, brand Robita buatan Sunny pun berdiri lebih kuat hingga mampu bersaing di pasar internasional.
-
Rama Suparta (Saturdays)
Inovasi merupakan salah satu kunci penting kesuksesan bisnis, dan itulah yang dilakukan Rama Suparta pada bisnisnya, Saturdays. Bersama rekannya, Rama mendirikan Saturdays untuk menyediakan kacamata berkualitas premium dengan harga relatif terjangkau. Namun, tak hanya mengutamakan kualitas produk, Rama juga menciptakan pengalaman belanja yang menarik.
Salah satunya adalah cafe store yang memungkinkan pelanggan belanja kacamata sambil menikmati kopi. Selain itu ada pula inovasi home try-on yang mendatangkan ahli kacamata ke rumah pelanggan. Melalui layanan ini, pelanggan bisa mencoba berbagai kacamata Saturdays dan memeriksa mata secara gratis. Kreativitas inovasi tersebut membuat Saturdays menjadi brand yang disukai oleh pasar, terutama dari kalangan anak muda urban.
-
Nurhayati Subakat (PT Paragon Technology and Innovation)
Di balik kesuksesan merek Wardah, tersimpan cerita motivasi dari sang pendiri, Nurhayati Subakat. Lulusan Farmasi ITB ini memulai bisnisnya dari usaha rumahan. Pada 1985, ia bersama sang suami memproduksi sampo merek Putri, yang khusus dipasarkan untuk salon. Bisnis tersebut berkembang hingga mampu mempekerjakan 25 karyawan.
Melihat adanya kebutuhan produk halal di industri kosmetik, Nurhayati pun mendirikan brand Wardah pada 1995. Meski begitu, nama Wardah mulai booming ketika muncul tren hijabers pada 2009. Untuk memfasilitasi pertumbuhan bisnis, Nurhayati pun mendirikan PT Paragon Technology and Innovation (Paragon Corp.) pada 2011.
Saat ini, Paragon Corp. telah berkembang pesat menjadi salah satu produsen produk kecantikan ternama di Indonesia. Selain Wardah, ada belasan merek lain yang juga berada di bawah naungan Paragon Corp. Beberapa di antaranya adalah Kahf, Labore, Tafi, Emina, dan Make Over.
-
Abraham Viktor (Hangry)
Di tengah situasi darurat akibat pandemi COVID-19, Abraham Viktor berhasil melihat peluang bisnis yang menjanjikan. Kala itu, pasar food delivery sedang naik daun karena masyarakat memilih untuk makan di rumah demi alasan kesehatan dan keamanan. Abraham mengakomodasi kebutuhan tersebut dengan mendirikan startup kuliner multibrand, Hangry.
Melalui Hangry, Abraham dan tim menyediakan beragam menu makanan dalam satu sistem dapur terpadu. Berbagai makanan tersebut bernaung di bawah beberapa merek, seperti San Gyu, Moon Chicken, Ayam Koplo, dan Kopi Dari Pada. Dengan fokus pada kualitas dan kebutuhan pasar, Hangry pun mampu bertahan hingga sekarang. Sudah ada lebih dari 100 outlet Hangry yang tersebar di penjuru Indonesia, dengan puluhan ribu pesanan tiap harinya.
Baca juga: Kisah Sukses Rius Vernandes Jalani SEC Bowl, Inspiratif!
-
Jan Koum (WhatsApp)
Jan Koum adalah pendiri WhatsApp, aplikasi yang memungkinkan kita untuk bertukar pesan dan melakukan panggilan telepon melalui internet. Walaupun lahir di keluarga dengan finansial rendah, Koum tidak menjadikannya alasan untuk menyerah. Sejak muda, ia mempelajari dunia komputer secara otodidak. Berkat skill-nya tersebut, ia mulai bekerja sebagai teknisi infrastruktur di Yahoo!.
Ide untuk membuat WhatsApp muncul setelah Koum membeli smartphone pertamanya. Ia ingin orang-orang bisa bertukar pesan menggunakan perangkat mobile via internet, tidak peduli di mana pun mereka berbeda. Akhirnya, WhatsApp pun resmi meluncur pada 2009. Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2014, Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai puluhan miliar USD.
-
Do Won Chang (Forever 21)
Sebelum sukses dengan brand fesyen Forever 21, Do Won Chang ternyata memiliki cerita motivasi dengan perjalanan yang cukup berliku. Setelah pindah dari Korea Selatan ke Amerika Serikat, ia pernah bekerja sebagai petugas kebersihan di pom bensin dan kedai kopi. Lalu, bersama istrinya, Do Won Chang nekat menggunakan seluruh tabungan mereka senilai 11,000 USD untuk membuka toko pakaian bernama Fashion 21.
Awalnya, mayoritas pelanggan mereka berasal dari komunitas Korea-Amerika. Lambat laun, jangkauan pelanggan mereka semakin meluas, dan bisnis mereka mereka bertambah sukses setelah berganti nama menjadi Forever 21. Kini, Forever 21 dikenal sebagai salah satu retailer fashion ternama di dunia, dengan lebih dari 700 cabang yang tersebar di berbagai negara.
-
Sam Walton (Walmart)
Walmart merupakan salah satu jaringan supermarket terbesar di Amerika Serikat. Kesuksesan tersebut tidak lepas dari sosok pendirinya, Sam Walton. Setelah kembali bertugas sebagai tentara selama Perang Dunia II, ia mendapat pinjaman modal bisnis sebesar 25.000 USD dari sang mertua. Walton pun menggunakannya untuk membuka toko retail pertamanya pada 1945.
Memasuki pertengahan tahun 1970-an, Walmart telah memiliki valuasi senilai kurang-lebih 176 juta USD, yang kini telah tumbuh pesat hingga miliaran USD. Salah satu kunci kesuksesan Walmart terletak pada efisiensi distribusi. Walton mengambil langkah berani dengan membangun gudang-gudang di antara beberapa tokonya. Strategi tersebut berhasil membantu Walton menghemat biaya distribusi produk dan mempercepat pengiriman.
-
Steve Jobs dan Steve Wozniak (Apple)
Berawal dari garasi kecil, Steve Jobs dan Steve Wozniak berhasil mengembangkan brand teknologi yang ikonik hingga sekarang. Keduanya berasal dari latar belakang sederhana, tapi memiliki ketertarikan besar terhadap komputer. Motivasi mereka sederhana, yakni ingin membuat komputer ramah pengguna, yang akhirnya terwujud melalui komputer Apple pertama.
Namun, bukan berarti perjalanan Jobs dan Wozniak langsung mulus. Jobs bahkan sempat didepak dari perusahaannya sendiri. Setelah kembali, perlahan ia memimpin kebangkitan Apple melalui berbagai produk-produk revolusioner seperti iPhone, iMac, iPad, dan iPod. Duo Steve tersebut sukses mengubah cara masyarakat dunia dalam berinteraksi dengan teknologi. Bahkan setelah Jobs meninggal dunia pada 2011 pun, legasinya masih kita gunakan sampai sekarang.
-
Jack Ma (Alibaba)
Jack Ma menjadi bukti nyata bahwa kesabaran dan kegigihan merupakan combo penting untuk mencapai kesuksesan. Pria asal Hangzhou, Tiongkok ini sering mengalami kegagalan. Ia ditolak oleh puluhan perusahaan saat sedang mencari kerja, dan pernah gagal dua kali ketika mengikuti tes perguruan tinggi. Namun, Jack Ma tidak pernah menyerah.
Pada akhir 1990-an, Jack Ma mulai mengenal internet ketika berkunjung ke Amerika Serikat. Ia melihat internet sebagai kesempatan untuk merevolusi sistem perdagangan. Peluang tersebut mendorongnya menciptakan platform e-commerce Alibaba pada 1999. Walaupun sempat dipandang sebelah mata, Jack Ma terus gigih mengembangkan Alibaba hingga berhasil mendaftarkannya pada Initial Public Offering (IPO) di tahun 2014.
Baca juga: 10 Pengusaha Sukses Luar Negeri yang Bikin Makin Terinspirasi
Dari semua cerita motivasi di atas, kita bisa belajar bahwa kunci terpenting untuk mengembangkan usaha terletak semangat juang yang tinggi, manajemen yang baik, dan tentunya memahami kebutuhan target pasar untuk inovasi. Lantas, bagaimana Anda bisa mengetahui apa yang pelanggan pikirkan tentang kualitas produk dan layanan Anda?
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manfaatkan teknologi digital seperti platform Manajemen Pelanggan dari Moka POS. Tersedia fitur Customer Feedback yang memungkinkan pelanggan untuk memberikan saran kepada bisnis Anda secara langsung. Seluruh feedback tersebut akan tersaji pada dashboard Moka POS, sehingga bisa Anda pelajari untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Fitur Manajemen Pelanggan dari Moka POS tersedia secara eksklusif bagi para pemilik usaha yang menggunakan perangkat Moka Prime. Jadi, segera dapatkan perangkat Moka Prime agar Anda bisa meningkatkan layanan bisnis dengan fitur Manajemen Pelanggan! Untuk informasi selengkapnya, kunjungi website Moka POS!