Jurus Jitu Strategi Branding Minuman Franchise Chapayom Indonesia
Jurus Jitu Strategi Branding Minuman Franchise Chapayom Indonesia – Dalam bisnis, branding adalah salah satu hal krusial yang perlu dipikirkan setiap pemilik usaha. Apa jadinya sebuah bisnis tanpa branding? Apakah bisnis akan dikenal masyarakat secara luas? Apakah bisnis dapat lebih unggul dari kompetitor? Belum tentu.
Harus ada usaha-usaha tertentu yang dilakukan pemilik bisnis agar brand yang dimiliki menjadi top of mind masyarakat.
Untuk itu, Andre Binarto, selaku Corporate General Manager PT Chapayom Indonesia dan PT Jejak Rasa Indonesia pun membagikan ilmu dan pengalamannya mengenai “Strategi Bangun Branding Franchise Minuman Terlaris” dalam acara A Cup of Moka yang diadakan di MNC X Kolega, Park Tower, Jakarta Pusat, Rabu (19/02/2020).
Jurus Jitu Strategi Branding Minuman Franchise Chapayom Indonesia
View this post on Instagram
Untuk urusan branding, warna memiliki peranan penting dalam mempengaruhi keputusan pelanggan. Seperti yang diketahui, minuman Chapayom sendiri mengusung dua warna yang cukup kontras, yakni hijau dan oranye.
“Chapayom kenapa hijau dan orange? Karena hijau itu warna Thai Green Tea, kalau oranye itu Original Thai tea. Itu top 2 best seller kami,” ujar Andre.
Dalam pemilihan warna tersebut pun nyatanya, Chapayom juga berpartner dengan psikolog dan melakukan riset terhadap warna-warna yang diberikan. Dengan demikian, mereka akan lebih paham mengenai impresi yang akan ditimbulkan ketika konsumen melihat warna-warna tersebut.
“Chapayom tadinya segmennya orang dewasa atau mature, tapi sekarang sudah lebih luas. Untuk strategi branding dari warna, ada dua macam. Kalau Chapayom yang bentuknya café, kami kasih warna kuning semua biar orang duduk di situ lama dan bisa kami tawarin menu lainnya. Mau nambah atau nggak?” ucap Andre.
“Kalau yang konsepnya island, kami kasih lampu sorot. Jadi dari jarak jauh, wah keliatan nih Chapayom,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia pun juga membocorkan tips bagaimana menjalani branding yang tepat untuk sebuah bisnis. Ia pun memegang prinsip 4P dan PC.
4P | 4C |
Product | Customer |
Price | Cost |
Place |
Convenience |
Promotion | Communication |
Begini penjelasannya:
Apabila sebuah produk atau brand mempunyai salah tiga dari unsur-unsur di atas, brand tersebut akan menang dan sudah pasti bisa bertahan dengan lama.
Sebagai contoh, Anda menjual es teh di padang gurun. Produknya bagus, meski harganya mahal tapi banyak yang mencari, lokasi berjualannya strategis, sudah pasti produknya akan laku terjual (meski tidak dipromosikan).
Kemudian, apa sih bedanya price dan cost? Di dalam cost, ada value yang diberikan. Misalnya, Anda menjual rice box. Supaya produk Anda lebih unggul, berikanlah value berbeda seperti, box-nya bisa dipakai berulang kali, bisa dimasukkan ke freezer atau microwave. Contoh lain dari value adalah excellent service, teamwork, agility, juga responsibility.
3 Hal Paling Penting dalam Membuat Suatu Brand
View this post on Instagram
- Differentiation: apa faktor yang membedakan produk Anda dengan yang lain? Sebagai contoh, Chapayom sendiri terdiri dari campuran 21 Thai Tea yang menjadikannya begitu unik dan tidak bisa ditiru oleh kompetitor lain.
- Reason to Believe: mengapa pelanggan harus percaya pada brand Anda? Contoh, ketika Anda disodori dua jenis minuman, yakni minuman yang dijual di pinggir jalan dengan harga murah tapi tidak dikenal masyarakat dan minuman yang dijual di mall dengan harga mahal tapi kualitasnya terjamin. Manakah yang Anda pilih? Tentu yang dijual di mall bukan?
- Benefit: Apa benefit yang akan dirasakan pelanggan jika membeli atau mengkonsumsi produk Anda? Andre Binarto menjelaskan ada dua jenis benefit, yakni functional dan emosional.
Apabila produk Anda menyasar mass market (misalnya obat batuk herbal dalam bentuk sachet), Anda bisa memberikan benefit secara functional. Dengan mengonsumsi obat tersebut, pelanggan bisa sembuh dari batuk-pilek, bisa merasa hangat, dan sebagainya.
Baca juga: 11 Bisnis Waralaba Paling Menguntungkan di Indonesia
Di lain sisi, apabila produk Anda ingin menyasar upscale market, memberikan benefit secara emosional akan sangat tepat. Contoh, ada iklan shampoo yang mengisahkan seberapa berharganya seorang perempuan atau ada pula iklan bumbu masakan yang menceritakan soal kasih sayang Ibu kepada anak-anaknya.
Untuk urusan branding, Andre Binarto menuturkan bahwa pebisnis pun tak boleh lupa untuk membuat konten yang menarik.
“Kalau bikin konten yang menarik, prinsip saya adalah 3C: company, competitor, dan consumer. Company, kita berpijak ke brand kita, jangan gara-gara tren, kita ganti haluan 180 derajat. Competitor, cari tahu apa kekuatan yang membuat brand kita lebih unggul. Consumer, cari tahu apa yang dibutuhkan konsumen,” paparnya.
“Dan yang terpenting, jangan lupa, ATM: Amati, Tiru, Modifikasi,” tutupnya.
Nah, bagi Anda yang baru ingin memulai bisnis, sudah siapkah Anda dengan strategi branding yang tepat sehingga pelanggan bisa mengenal produk Anda? Bagi yang sudah memiliki bisnis, apakah strategi branding yang diterapkan sudah tepat sasaran?
Jangan pernah lelah untuk belajar bersama dalam membangun bisnis, ya! Nantikan acara A Cup of Moka selanjutnya dan perkaya wawasan Anda dengan beragam ilmu serta pengalaman bisnis dari para ahlinya.