Popoluca The Label, Brand Lokal yang Dobrak Pasar Fashion Nasional
Perjalanan Popoluca, Brand Lokal yang Dobrak Pasar Fashion Nasional – Industri kreatif merupakan salah satu industri yang berkembang sangat pesat beberapa tahun terakhir.
Salah satu sektor industri kreatif yang banyak mendapat sorotan karena pertumbuhannya yang kian meningkat tentu saja industri fashion.
Memang tidak perlu diragukan lagi, sebab fashion merupakan salah satu sektor yang selalu mengalami perkembangan dengan memunculkan mode-mode yang belum pernah ada, atau bahkan mengembalikan mode ke gaya-gaya masa lampau yang dimodifikasi sedemikian rupa.
Ditambah dengan sentuhan kreativitas yang dimiliki oleh banyak orang Indonesia, tidak heran jika merek fashion lokal mulai bermunculan.
Bahkan, kini industri fashion tanah air bukan hanya menghasilkan produk unggulan yang digunakan oleh masyarakat urban yang notabene tinggal di kota-kota besar, tetapi juga menyeluruh di berbagai wilayah di Indonesia.
Salah satu brand lokal yang juga ikut mewarnai tren mode pakaian di Indonesia adalah Popoluca The Label. Merek clothing lokal yang awalnya dibentuk di Yogyakarta ini sekarang sudah mulai mengembangkan sayapnya hingga ke kota-kota besar lainnya di Indonesia, seperti Jakarta.
Perjalanan Panjang Popoluca Mengembangkan Lingkup “Market Share”
Di awal berdiri, brand fashion ini sempat membedakan produk yang dirilisnya yaitu Popoluca dan Popoluca Deli. Untuk Popoluca sendiri merupakan merek dagang Popoluca khusus untuk pakaian yang sifatnya diambil dari stok.
Sementara untuk Popoluca Deli merupakan merek dagang untuk memisahkan dengan produk yang mulai diproduksi sendiri.
Seiring waktu Popoluca terus berkembang dan mulai menghasilkan lini produk yang mampu merepresentasikan identitas merek.
Akhirnya brand fashion memutuskan untuk meng-upgrade Popoluca Deli menjadi Popoluca. Harapannya, ruang lingkup untuk bergerak dan market share jadi semakin luas karena mereka sudah bergerak sebagai brand.
Wijaya Gunawan, Co-Founder Popoluca banyak belajar dari para pemain industri fast fashion seperti H&M, ZARA dan UNIQLO yang bukan mampu tetap eksis, tetapi juga mampu menjadi top of mind para pencinta fashion.
Salah satu tes sederhana yang menarik adalah bagaimana orang-orang cenderung kesulitan saat menguji kualitas pakaian tanpa mengetahui apa merek dari pakaian tersebut.
Download E-Book Gratis: Strategi Jitu Memenangkan Pasar Fashion di Indonesia
Hasilnya cukup mengagetkan karena banyak orang yang cenderung tidak mengetahui dan tidak terlalu menghargai pakaian apa yang sedang mereka gunakan.
Namun, lain halnya saat tes ini diujikan dengan pakaian yang sudah diberi tahu masing-masing merek dagang tersebut. Hasilnya, orang cenderung lebih menghargai pakaian yang mereka gunakan.
Dari uji sederhana seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jadilah akhirnya Popoluca memutuskan untuk menjadi brand yang memaksimalkan nilai tambah dari setiap lini produk fashion Popoluca.
Dalam hal ini, ditegaskan pula bahwa mereka tidak ingin hanya menjual pakaian tetapi juga menjual gaya hidup yang dapat diadaptasi oleh para pengguna, tapi juga menghadirkan apa yang masyarakat Indonesia butuhkan.
Kunci Konsistensi: Lebih Fokus ke Produksi
Popoluca membuktikan konsistensinya dalam meningkatkan kualitas produk yang dirilisnya. Hal ini terbukti sejak dua tahun yang lalu, brand fashion ini sudah menghentikan pengambilan produk dari luar negeri dan fokus ke manufaktur dan membuat produknya sendiri.
Produk yang dirilis juga beragam, mulai dari atasan, bawahan, outwear, dress, hingga aksesoris.
Dalam menghadirkan produk-produk yang berkualitas dan khas, brand ini juga menggandeng Amelia Felicia, seorang desainer yang bertanggung jawab atas desain-desain yang dikeluarkan.
Uniknya, Amelia Felicia sendiri sebenarnya tidak memiliki dasar atau background desainer, bahkan jurusan yang diambilnya merupakan farmasi. Namun karena Felicia sangat menyukai fashion, Felicia jadi menekuni dunia ini.
Agar kualitas produk dapat terus terjaga, sebelumnya Popoluca merilis produk baru setiap 2 bulan sekali dengan 60 Stock Keeping Unit (SKU).
Namun, mulai dari Desember yang lalu, Popoluca mulai membuat program untuk mengeluarkan 30-50 (SKU) per bulan. Walau mengeluarkan jumlah SKU yang lebih sedikit, Popoluca merilis produk dengan range yang cukup besar, dengan asumsi 1 baju bisa terdiri dari 3-4 varian warna.
Meningkatkan Harga Jual, Salah Satu Strategi Pemasaran Efektif
Kebanyakan orang berpikir bahwa untuk meningkatkan penjualan berarti harus menarik pelanggan dengan harga jual yang dibandrol semurah-murahnya.
Namun, Popoluca justru menggunakan strategi pemasaran yang terbilang unik, yaitu dengan mengubah range harga untuk setiap produk yang mereka rilis.
Fokus utama bagi brand fashion ini adalah tetap pada sektor produksi. Misalnya di awal Popoluca dirilis, harga jualnya sekitar Rp120 ribu, tapi seiring dengan berjalannya waktu, harga jualnya secara perlahan meningkat hingga berkisar Rp200 ribu ke atas.
Meningkatkan harga jual tidak sembarang dilakukan. Di balik hal tersebut, Popoluca sekaligus ingin menunjukan kepada semua orang bahwa brand fashion ini sangat serius dengan kualitas produk yang mereka berikan, dengan meningkatkan harga jual tujuannya agar produk mereka dapat lebih terkualifikasi di tengah masyarakat.
Sementara untuk pemasaran sendiri, Popoluca termasuk merek pakaian yang menggunakan semua lini platform baik secara online maupun offline.
Baca juga: Bisnis Fashion Mandek? Simak 7 Tips Meningkatkan Penjualan Ini
Misalnya dengan melakukan pemasaran lewat bazaar, advertising, hingga endorsement. Cara-cara pemasaran seperti ini sebenarnya terbilang dasar, namun semua itu kembali lagi ke bagaimana setiap orang dapat mengoptimalkan eksekusi dari setiap fase dengan perlakuan yang berbeda-beda untuk setiap lini.
Taktik Jitu Meningkatkan Loyalitas Konsumen
Tidak bisa dipungkiri, adanya peningkatan harga membuat beberapa konsumen kaget. Namun dengan keberhasilan Popoluca dalam meningkatkan kualitas produk, hal ini secara tidak langsung membuat konsumen datang berdasarkan kualitas dan brand-nya itu sendiri.
Dengan mengubah range harga, otomatis hal ini juga sekaligus mengubah target audiens yang ingin disasar.
Harga yang cukup murah mungkin terdengar sangat menjanjikan bagi penjualan dan untuk konsumen itu sendiri. Namun, dengan range harga yang terlalu murah membuat Popoluca kesulitan untuk melakukan penetrasi ke pasar yang lebih besar, terutama di Jabodetabek.
Apalagi dengan mengingat perbedaan tren yang ada di setiap wilayah, hal ini terjadi juga dengan tren yang ada di Jabodetabek.
Umumnya di Jabodetabek, sebagai salah satu wilayah yang akan disasar oleh Popoluca, produk fashion dengan harga Rp120 ribu kerap kali dianggap barang murahan.
Akibatnya, Popoluca cukup kesulitan untuk melakukan penetrasi ke pasar itu. Walau sudah melakukan peningkatan kualitas, dengan harga yang masih relatif murah, orang cenderung belum sepenuhnya mempercayai kualitas yang dimiliki.
Dari sanalah akhirnya Popoluca memutuskan untuk melakukan peningkatan kualitas sekaligus meningkatkan harga.
Hasilnya bisa dilihat saat ini, strategi pemasarannya terbilang cukup berhasil, karena faktanya di lapangan, harga jadi faktor nomer dua bagi konsumen. Untuk itu, Popoluca ingin fokus untuk membuat konsumen nyaman dengan brand mereka.
Tak Hanya Online, Popoluca Berjualan Secara Offline
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, brand fashion ini memang fokus menyasar target pasar di Jabodetabek. Dengan begitu, tidak heran jika 60% penjualan dilakukan secara online. Namun, untuk memuaskan permintaan para konsumen, Popoluca juga tetap hadir dalam bentuk offline store.
Untuk meningkatkan penjualan produk Popoluca, salah satu hal yang sangat diperhatikan Popoluca adalah bagaimana brand ini selalu melihat tiga wilayah yang selalu menjadi kiblat fashion Indonesia, yaitu kawasan Asia timur seperti Jepang dan Korea, lalu kawasan Amerika dan Eropa.
Ketiga wilayah tersebut biasanya akan memberikan pengaruh untuk beberapa wilayah di Indonesia, dan yang paling cepat dalam menerima paparan tren fashion terbaru adalah wilayah Jabodetabek baru ke daerah-daerah lainnya.
Keberanian brand ini dalam memasarkan produknya tidak hanya terlihat dari bagaimana mereka membuka offline store saja, tetapi juga bagaimana Popoluca berani untuk memperkenalkan style-nya sendiri yang punya karakter loose, santai dan tidak membentuk lekuk badan.
Disadari atau tidak, beberapa daerah yang notabene bukan kota besar kurang bisa mengadaptasi gaya fashion tersebut.
Namun, Popoluca berhasil memberikan warna fashion baru bagi banyak pencinta fashion di kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari sanalah Popoluca berharap dapat memberikan inspirasi untuk para pencinta fashion di wilayah lainnya dimulai dari kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Popoluca sendiri memang mempunyai pendekatan yang berbeda dalam mengenalkan produknya. Salah satunya juga dengan mengenalkan brand ini ke daerah terlebih dahulu sebelum ke kota-kota besar.
Baca juga: 4 Cara Branding Produk Sehingga Dikenal Konsumen
Popoluca sendiri sudah mulai masuk ke wilayah Jawa Tengah, kebetulan karena Wijaya Gunawan memang berasal dari Jawa Tengah.
Pengetahuan yang sangat baik akan daerah maupun karakteristik orang-orangnya membuat owner Popoluca ini jadi punya kekuatan lebih untuk mengatur Popoluca di pasar Jawa Tengah.
Bahkan dengan percaya diri ia mengungkapkan, buat apa susah-susah ke kota besar kalau bisa jadi raja di daerah sendiri. Patut dicontoh kan keberaniannya?
Namun tentu saja, dalam menjalani bisnis, ada tantangan yang mesti dihadapi. Hal ini dirasakan langsung oleh Wijaya Gunawan saat harus berurusan dengan jaringan bisnis yang terbilang cukup sulit, branding hingga ke visual campaign.
Mengenai brand image, sering sekali Popoluca menemukan konsumen yang masih menganggap rendah merek-merek dagang lokal dari daerah, padahal dari segi kualitas juga sama baiknya dengan merek lokal yang berasal dari kota besar.
Hal ini lah satu di antara beberapa alasan yang membuat Popoluca memulai rebranding-nya sebagai clothing brand yang berasal dari Jakarta, dan fokus untuk membangun manufaktur di Jakarta juga.
Tips Membangun Bisnis Fashion Sukses
Bisnis bukan hanya sekadar upaya untuk mendapatkan keuntungan saja. Owner Popoluca mengungkapkan bahwa perlu ada tujuan yang jelas dalam membangun sebuah bisnis.
Hal ini penting untuk menentukan target yang akan dicapai dari bisnis yang sedang anda bangun. Yang tidak kalah penting menurut Popoluca adalah dengan mulai berinvestasi pada Sumber Daya Manusia, atau SDM.
Dalam hal ini bukan hanya sebagai staf saja, tetapi juga sebagai tim. Manajemen tim kuat akan mendatangkan pertumbuhan yang signifikan dan tentu saja keuntungan akan datang dengan sendirinya.
Popoluca the Label bisa sampai di titik seperti sekarang ini tentu salah satunya karena adanya bantuan dari layanan mesin kasir yang canggih untuk mempermudah urusan finansial bisnis yang dijalaninya, seperti Moka.
Popoluca sendiri merupakan pengguna Moka Pertama di Yogyakarta bahkan sebelum Moka memiliki teknisi dan regional manager di Yogyakarta.
Loyalitas merchant ini memang tidak perlu diragukan lagi. Walau hanya menggunakan fitur Ingredients untuk mempermudah urusan finansial bisnisnya, Popoluca tidak pernah mendapat kendala apapun selama pemakaian.
Belum lagi dengan harga yang ditawarkan sangat sebanding dengan kualitas layanannya. Keberadaan Moka yang mudah dan terjangkau sangat mempermudah bisnis lokal seperti Popoluca the Label itu sendiri.
Ingin membuktikan sendiri bagai mana aplikasi kasir Moka bisa membantu bisnis Anda berkembang? Mulai dari mencatat laporan penjualan, mencatat masuk keluar barang di gudang, membuat daftar pelanggan untuk loyalty program, dan masih banyak lagi!
Jadi, yuk percayakan bisnis Anda bersama Moka! Masih ragu? Coba gratis 14 hari